Lihat ke Halaman Asli

Ketika Media Mulai Bermultimedia

Diperbarui: 13 Februari 2019   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Informasi berupa teks yang ada pada situs Prambors

Berkembangnya sarana internet yang dapat diakses dari berbagai platform, membuat berbagai industri atau brand media semakin gencar untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Awalnya memang didominasi dengan media berbasis surat kabar yang terlebih dahulu mencicipi platform berbasis dalam jaringan. Namun belakangan ini, melihat begitu pesatnya kebutuhan akan arus informasi, media-media konvensional lainnya pun ikut mengisi pasar informasi di media berbasis dalam jaringan dan multi-platform.

Kini, baik di Indonesia maupun luar negeri, hampir sebagaian besar brand media seolah-olah terlebur di dalam jaringan. Media cetak, media siar radio maupun televisi seolah-olah menjadi sulit dibedakan atau dipisahkan dengan media lain lantaran penampilan serta sajian informasi yang muncul di layar maya hampir sama. Kenapa?

Audio tidak hanya miliki radio

Berbicara soal kemampuan bercerita atau storytelling, tentu tidak bisa dilepaskan dengan penyiar radio. Kemampuan mereka yang mampu "memainkan" suasana hati pendengarnya hingga merasa betah memang tidak perlu diragukan lagi. Oleh karena itu, terkadang siaran suara radio sering digunakan oleh para pendengarnya untuk menemani mereka melakukan suatu aktivitas. Untuk mempermudah, dapat didengarkan juga informasi mengenai media multimedia.

Dari situlah, beberapa media daring juga menggunakan sarana audio untuk menyajikan informasi bersama dengan konten utama, entah berupa teks, gambar, atau video. Dengan harapan agar pengakses dapat menerima informasi secara maksimal dan lebih santai, dengan menerima penjelasan dari suara tentang informasi yang dibutuhkan.

Situs web tidak hanya dikuasai oleh media surat kabar

Penayangan informasi di dalam dunia maya yang cenderung masih berupa teks, pasti akan memunculkan kesan bahwa media tersebut identik dengan media berbasis surat kabar. 

Tetapi, bukan berarti media tersebut adalah media surat kabar. Banyak media konvensional lainnya yang kini juga menghiasi pasar media dalam jaringan. Mulai dari media televisi, radio, majalah, bahkan berbagai perusahaan komersil non-media pun juga turut mengembangkan situs informasi berbasis web. Bahkan, banyak media-media baru yang muncul hanya dengan mengandalkan platform dunia maya saja. 

Contohnya adalah Radio Prambors. Stasiun radio musik ini kini juga memiliki situs informasi berbasis daring, pramborsfm.com. Selain menyajikan informasi melalui siaran berbasis audio, dengan adanya situs daring tersebut, mereka dapat menyajikan informasi lain berbasis teks kepada penggemarnya. Adanya situs tersebut juga memungkinkan mereka untuk terus mengunggah informasi terbaru dan langsung menyebarkannya tanpa harus menunggu jam-jam siaran tertentu. 

Video tidak hanya dimiliki oleh media televisi

Demi meningkatkan kenyamanan pembaca serta kejelasan informasi, video menjadi salah satu bentuk penyajian informasi yang sering ditemui di situs-situs berbasis daring. Sungguh berbeda ketika sebelum media daring membumi, penyajian informasi berupa video hanya dapat dilakukan oleh media televisi. Tapi kini, seluruh media yang bergerak di dunia maya mampu memproduksi dan menyajikan produk video mereka sendiri sebagai sarana informasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline