Lihat ke Halaman Asli

Aku, Kamu

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hey, kau

Aku merindumu. Aku mencarimu di setiap kedipan bintang yang mulai memudar. Akupun memunguti setiap angin yang menerpa tubuh ringkihku. Berharap kau titipkan cumbumu di sana

Tapi entah.. Angin itu tak lagi membelaiku mesra, menitipkan kecupan darimu. Adakah jelaga datang meng-uap-kan basahnya kecupanmu untukku. Entah. Yang aku tau, lembutnya angin akan menyapaku lagi

Hey, kau

Aku akan menunggumu. Kau akan datang, duduk, menemaniku, bersama menyeduh kopi dalam gelas yang sama. Kau akan mengusap guratan-guratan lelahku. Itu janjimu. Janji yang kusimpan rapih dalam memoryku

Hey, kau..

Kita akan bersanding, bercerita tentang melati-melati yang mulai mekar di terasmu. Melati yang sesekali cemburu dengan halummu. Indah sekali matamu, Sayang... Berbinar, ketika kau berceloteh tentang bocah kecil yang menggodamu. Teduh, menutup mulut saat sinarnya menyapa hatiku..

Hey, kau..

Kiranya malam ini kau selipkan keluhmu pada angin penghujung musim ketiga ini

Aku masih akan tetap mencoba membaca goresan-goresan selendang di singgasanamu

Bahkan ketika tidak kutemukan selendangmu pada angin yang akan membelaiku malam ini, aku akan menunggu besok malam dan malam yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline