Lihat ke Halaman Asli

Tuma'ninah

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita hanya dianjurkan untuk berusaha berbuat benar. Meskipun mungkin, benarnya kita itu malah menyerimpung orang lain.

Kita menganggap apa yang kita lakukan sudah bener, sebagai ekspresi dari hasil pen-tadabur-an. Namun, alih-alih mendapatkan ‘orgasme’ yang maksimal dari ‘anggapan’ itu, malah orang lain merasa terserimpung.

Kita memang misteri. Saking misterinya, kita sulit untuk meyakinkan bahwa yang tersirat itu, tidak selamanya sesuai dengan apa yang tersurat. Sehingga, pesan yang kita terima, kerap kali benbenturan dengan pesan yang disampikan.

Hati.. hati...

Koq kenapa bisikannya tidak cukup hanya dengan husnudzon saja. Sehingga kita bisa meraih apa yang disebut dengan tuma’ninah. Kenapa harus ada kekhawatiran, sebagai dampak dari suudzon yang kemudian menggiring kepada terbengkalainya ke-fitri-an manusia itu sendiri.

Ataukah memang itu sengaja diciptakan untuk hadirnya apa yang disebut dengan keseimbangan? Sebagai satu kesatuan yang tidak dipisahkan dengan peran do’a?

Ah...

##########

Dalam hal apapun janganlah ada keraguan karena ada Allah dalam hidup ini. Ragu-ragu itu terjadi karena pengetahuan belum tegak. Kalau anda tidak punya ukuran atau parameter tentang Tuhan, anda tidak berhak untuk ragu-ragu. Manusia tidak tahu tentang Tuhan adalah wajar, dan itulah fungsi al-qur'an untuk mengetahui tentang Tuhannya. Tuhan tidak meminta anda untuk memahami Dia seperti Dia, Tuhan cukup menerima penyangkaanmu. Jika anda menyangka Tuhan itu ada, maka Dia ada, begitu juga sebaliknya dan seterusnya.demikian, Cak Nun berpendapat.

Ah.. Semakin riweuh saja..

Tenanglah, dan terus bedo’a, meskipun apa yang diharapkan itu hanya bisa kita capai beberapa saat, adalah yang memang mungkin bisa membawa kita tuma’ninah. Adapun Izroil sudah siap-siap dengan tongkat mautnya, ketika baru saja impian kita terwujud, itu bukan urusan kita. Yakin, kita akan mencapai itu, adalah modal kuat, dan memang akan terwujud.

Gusti Pangeran ora sare

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline