Lihat ke Halaman Asli

Kemana KECAP MAJALENGKA ku?

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hari ini, di kota tempat ku sekarang tinggal, Subang, digelar peringatan hari Koprasi, yang digelar selama dua hari dari kamis kemarin. Peringatan hari koprasi kali ini dianggap istimewa karena kali pertama dilaksanakan di luar Bandung sebagai Provinsi Jawa-Barat. Pejabat-pejabat dari seluruh kabupaten hadir untuk peringatan Hari koprasi yang digelar di alun-alun Subang. Mentri Koprasi adalah salah satu tamu kehormatan, selain pejabat dari Provinsi.

Berbagai produck khas dari seluruh kabupaten/kota dipamerkan pada peringatan hari koperasi itu. Tidak terkecuali, produck dari Majalengka yang merupakan daerah kelahiran ku. Di sana, Stand Majalengka diisi dengan sebuah kerajinan tangan yang berbahan baku dari Koran. Dari tangan seorang ‘seniman’, Kang Jalu, limbah Koran itu mampu disulap menjadi karya yang memiliki nilai jual dan bahkan nilai seni. Dari limbah Koran itu, Kang Jalu mampu menciptakan sebuah hiasan lampu, miniature sepeda, mobil dan lain-lain.

Asyik ngobrol dengan Kang Jalu, ada salah seorang pengunjung yang mendatangi Stand Majalengka ku. “Kang, Kecap na mana? Hoyong KECAP MAJALENGKA (Kang Kecap nya mana? Pengen KECAP MAJALENGKA)”

“Deek” aku merasa ada sesuatu yang hilang. Iya, Majalengka ku adalah kota yang terkenal dengan Kecap. Ketika Cirebon terkenal dengan Trasi Udang, Sumedang dengan Tahu, maka Majalengka adalah Kecap. Tapi, pada acara akbar tingkat Provinsi itu, aku ngga liat keberadaan penyedap rasa dengan warna hitam itu. “Kecap teu aya Pak. Teu ngiringan (Kecap ngga ada Pak. Ngga ikutan).” Demikian jawab pejabat dari Dinas Koprasi dari Majalengka.

Masih ingat sekali dalam benakku, beberapa tahun yang lalu, ketika masih diem di Jogja. Setiap kali aku pamitan sama temen-temen kost an untuk pulang ke Majalengka, mereka selalu “Jangan lupa bawa Kecap” itu kata-kata yang diucap oleh temen-temen dari berbagai daerah, bahkan dari Thailand. Ada sebuah kebanggaan tersendiri bagi aku, ketika mereka mengenal KECAP MAJALENGKA. Entah apa itu kebanggaannya, yang pasti, aku merasa berbinar-binar ketika mendengar temen-temen ku ngucap “KECAP MAJALENGKA nya mana?”

Tapi, ketika ada moment “pementasan” produck terbesar di Jawa-barat, produck yang selalu menjadi “wasiat” dari temen-temen ku itu tidak nampak menghiasi stand Majalengka. Kemanakah KECAP MAJALENGKA ku?

Dengan langkah sedikit kecewa, aku tinggalkan Stand Majalengka di alun-alun Subang itu. Aku merasa sakit hati, kenapa KECAP MAJALENGKA tidak menampakkan wujud diacara hari koprasi yang diikuti oleh semua kabupaten/kota se Jawa-Barat itu? Bahkan mentri pun hadir diacara itu. Mungkinkah, KECAP MAJALENGKA KU TELAH LENYAP? AH, AKU YAKIN TIDAK!!

KECAP MAJALENGKA KU…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline