Kebayoran Lama, Jakarta- Perlintasan kereta api di Kebayoran Lama masih mempertahankan palang pintu manual di tengah era modernisasi ibu kota. Kerja fisik menjadi keterampilan yang unik dan berharga. Namun, menyimpan tanggung jawab besar bagi penjaga yang siaga menjaga palang pintu tersebut. Pelintasan sebidang berpalang manual ini dijaga oleh petugas dari masyarakat setempat yang melakukan aksi swadaya. Mereka dengan sukarela menjaga keselamatan pengguna jalan tanpa mengharapkan imbalan yang besar.Jiwa kebersamaan dan semangatnya masyarakatnya perlu diapresiasi sebagai bentuk dedikasi terhadap lingkungan sekitar.
Penjaga palang pintu kereta manual, Sumardi, mengungkapkan alasan dirinya menjadi sukarelawan, ia tergerak untuk membantu menjaga palang pintu pelintasan karena betapa pentingnya keselamatan bagi para pengguna jalan."Ini sih kita swadaya kita aja para masyarakat, kalo bukan kita yang jaga mau siapa lagi kita kan memikirkan keselamatan para pengguna jalan juga." Ungkap Sumardi saat diwawancarai di kawasan Kebayoran Lama, Minggu (7/7).
Sumardi juga mengatakan tantangan menjadi penjaga palang pintu ini sangat besar terutama pada pagi dan sore hari dikarenakan banyak pengguna jalan yang masih tidak taat jika palang pintu sudah turun. Banyak pengendara yang masih menerobos palang pintu saat sudah ditutup dan marah ketika di tegur. " pengguna jalan kalo kita bilangim itu kadang galakkan dia, kita ngomong baik-baik tapi dia malah sewoot yaa tapi itusi bagian dari resiko kami. Untuk pengguna jalan biasanya itu padat di pagi sama sore hari si, di jamnya orang berangkat kerja sama sore menuju malem lah." Ujar Sumardi, Minggu (7/7).
Dengan adanya palang pintu kereta manual ini membuat para pejalan merasa aman, namun juga menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para penjaganya. Para penjaga palang pintu manual ini tidak mendapatkan gaji dari pemerintah dan hanya mendapatkan dari swadaya pengguna jalan.
Warga setempat, Mad Soleh, berpendapat bahwa ia merasa aman dan terjamin atas keselamatannya, banyak warga yang terbantu untuk melintasi perlintasan dengan adanya palang pintu manual ini. "Saya sebagai warga dan penikmat jalan di palang pintu tersebut merasa aman dan keselamatan kita juga terjamin, serta dengan adanya palang pintu manual ini membantu para warga untuk memudahkan akses jalan," ujar Soleh saat diwawancarai di kawasan Kebayoran Lama, Minggu (7/7).
Soleh juga mengatakan bahwa selama Ia menggunakan jalan tersebut masih banyak yang tidak taat ketika palang pintu mulai diturunkan. Ia menyayangkan para pengendara yang tidak mau sabar dan tidak mementingkan nyawanya sendiri. "Seharusnya ya, para pengguna jalan ini sabar lah sedikit apalagi kalo udah turun itu palang, apa susahnya sih kalo kita menunggu sebentar daripada nyawa kita yang melayang," Tutur Soleh, Minggu (7/7).
Berkenaan dengan hal tersebut, Sumardi menyampaikan harapannya kepada para pengguna jalan agar bisa teratur saat melintasi perlintasan kereta ini dan bersabar. Selain itu, tingkat kesadaran dan ketaatan dalam berlalu lintas di perlintasan kereta juga harus lebih ditingkatkan.
Penulis : Arya Baihaqi (11230511000062), Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta, Program Studi Jurnalistik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H