Lihat ke Halaman Asli

Abellia

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Anak Tantrum: Mengapa Terjadi dan Bagaimana Mengatasinya?

Diperbarui: 30 Mei 2023   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://pin.it/toCzQkD

Anak tantrum adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang menunjukkan ledakan emosi yang tidak terkendali, seperti menangis, menjerit, mengamuk, menendang, atau memukul. Anak tantrum biasanya terjadi pada anak usia 1-3 tahun yang belum bisa berkomunikasi atau mengekspresikan perasaan dan keinginan mereka dengan baik. Anak tantrum sering membuat orang tua bingung dan stres dalam menghadapinya.

Anak tantrum bukanlah hal yang abnormal atau perlu dikhawatirkan. Anak tantrum adalah bagian dari perkembangan anak yang normal karena ia sedang belajar mengenali dan mengendalikan emosinya. Anak tantrum juga bisa menjadi cara anak untuk mengeksplorasi lingkungannya dan mencari batas-batas yang ada. Anak tantrum akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia dan kemampuan bahasa anak.

Namun, anak tantrum juga perlu ditangani dengan cara yang tepat agar tidak menjadi kebiasaan buruk atau menimbulkan masalah di kemudian hari. Berikut ini adalah beberapa penyebab dan cara mengatasi anak tantrum:

Penyebab anak tantrum

Anak tantrum bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

  • Merasa tidak nyaman. Anak tantrum mungkin merasa tidak nyaman dengan situasi atau lingkungan baru yang belum ia kenal atau sukai. Misalnya saat pindah rumah, masuk sekolah, bertemu orang asing, atau mendengar suara keras. Anak tantrum mungkin mengekspresikan ketidaknyamanannya dengan cara rewel atau mengamuk.
  • Merasa lapar atau lelah. Anak tantrum mungkin merasa lapar atau lelah karena kurang makan atau tidur. Kondisi ini membuat mereka mudah gelisah atau marah.
  • Merasa frustasi. Anak tantrum mungkin merasa frustasi karena tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan atau butuhkan. Misalnya saat ingin mainan tertentu, makanan favorit, atau perhatian orang tua. Anak tantrum mungkin berteriak, menangis, memukul, atau menggigit untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan.
  • Merasa kesal. Anak tantrum mungkin merasa kesal karena tidak bisa melakukan apa yang mereka mau atau bisa. Misalnya saat ingin berjalan sendiri, memakai baju sendiri, atau menyelesaikan tugas sendiri. Anak tantrum mungkin membangkang, menolak bantuan, atau melempar barang-barang untuk menunjukkan apa yang mereka pikirkan.
  • Mencari perhatian. Anak tantrum mungkin mencari perhatian dari orang tua atau orang lain. Mereka mungkin merasa kurang diperhatikan karena orang tua sibuk bekerja, bercerai, atau memiliki anak lain. Mereka mungkin juga merasa dijauhi oleh teman-temannya. Anak tantrum mungkin berpikir bahwa perilaku buruk mereka bisa membuat orang lain memperhatikan mereka.
  • Memiliki masalah kesehatan tertentu. Anak tantrum mungkin memiliki masalah kesehatan tertentu yang memengaruhi perilaku mereka. Misalnya autisme, ADHD, gangguan kepribadian ganda, gangguan kecemasan, atau gangguan kompulsif obsesif. Anak-anak dengan kondisi ini mungkin membutuhkan penanganan khusus dan berbeda dari anak-anak normal.

Cara mengatasi anak tantrum

Cara mengatasi anak tantrum tergantung pada penyebab dan kondisi anak tersebut. Berikut ini adalah beberapa cara umum yang bisa dicoba:

  • Memberikan kenyamanan dan rasa aman. Orang tua perlu memberikan kenyamanan dan rasa aman kepada anak tantrum yang merasa tidak nyaman dengan situasi baru. Orang tua bisa membantu anak beradaptasi dengan lingkungan baru dengan cara menemani, memberi penjelasan, memberi dukungan, atau memberi mainan kesukaannya.
  • Memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Orang tua perlu memenuhi kebutuhan fisik dan emosional anak tantrum yang lapar atau lelah. Orang tua bisa memberi anak makanan bergizi dan cukup istirahat. Orang tua juga bisa memberi anak kasih sayang dan perhatian yang cukup.
  • Meningkatkan kemampuan komunikasi. Orang tua perlu meningkatkan kemampuan komunikasi anak tantrum yang belum bisa berkomunikasi dengan baik. Orang tua bisa membantu anak belajar bahasa dan ekspresi dengan cara berbicara, membaca, bernyanyi, atau bermain bersama. Orang tua juga bisa mengajarkan anak cara mengungkapkan perasaan dan keinginan dengan sopan dan jelas.
  • Mengajarkan konsep benar salah. Orang tua perlu mengajarkan konsep benar salah kepada anak tantrum yang belum memahaminya dengan baik. Orang tua bisa memberi contoh perilaku yang baik dan buruk dengan cara bercerita, menonton film, atau bermain peran. Orang tua juga bisa memberi pujian atau hukuman yang sesuai dengan perilaku anak.
  • Memberikan perhatian positif. Orang tua perlu memberikan perhatian positif kepada anak tantrum yang mencari perhatian dari orang lain. Orang tua bisa memberi waktu khusus untuk bermain dan bercanda bersama anak setiap hari. Orang tua juga bisa memberi pujian dan penghargaan kepada anak ketika ia berperilaku baik.
  • Mencari bantuan profesional. Orang tua perlu mencari bantuan profesional jika anak tantrum memiliki masalah kesehatan tertentu yang memengaruhi perilaku mereka. Orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter anak, psikolog anak, terapis anak, atau guru khusus untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat untuk kondisi anak.

Anak tantrum adalah hal yang wajar terjadi pada anak usia 1-3 tahun yang belum bisa berkomunikasi atau mengekspresikan perasaan dan keinginan mereka dengan baik. Anak tantrum adalah bagian dari perkembangan anak yang normal karena ia sedang belajar mengenali dan mengendalikan emosinya. Namun, anak tantrum juga perlu ditangani dengan cara yang tepat agar tidak menjadi kebiasaan buruk atau menimbulkan masalah di kemudian hari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline