Lihat ke Halaman Asli

Tebar Hate Speech, Cerminan Manusia Tertinggal Zaman Now!

Diperbarui: 1 Januari 2023   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dimasa sekarang, masa dimana orang-orang bisa mengakses dan bebas mengekspresikan diri mereka melalui jejaring sosial yang ada pada internet. Secara sederhana internet adalah jaringan besar komputer yang dapat menghubungkan orang-orang (penggunanya).

Internet kini tak lepas dari kehidupan sosial masyarakat di dunia. Rata-rata semua orang dapat mengakses internet melalui perangkat keras mereka seperti komputer, laptop, tablet, dan yang paling populer saat ini adalah ponsel. Melalui internet, penggunanya dapat menemukan apapun yang ia butuhkan, mulai dari berinteraksi dengan orang, memainkan games online, streaming, dan kebutuhan entertain lainnya. Sehingga itu membuat sebab-akibat yang fatal dan juga bisa membuat penggunanya ketergantungan.

Diketahui orang-orang yang menggunakan internet pada saat ini tak lekang dengan umur. Mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Baik kalangan muda, hingga kalangan lansia. Oleh karena itu dampak yang ditimbulkan akan terasa nyata jika internet tidak dipergunakan dengan bijak. Bisa kita lihat pada saat ini, banyak pengguna internet yang terjerat dengan masalah hate comment atau ujaran kebencian yang mana diutarakan oleh individu kepada individu lain atau pada suatu kelompok tertentu.

Margareth Brown S dan Jeffrey Beal berpendapat bahwasannya hate speech itu berbentuk penghinaan dengan cara merendahkan suatu kelompok minoritas, tidak peduli dengan latar belakang maupun sebab-akibat yang berdasarkan ras, etnis, gender, kebangsaan, agama, disabilitas, orientasi seksual dan lain-lain. (Effendi, 1994)

Sedangkan dimata hukum, hate speech (ujaran kebencian) adalah perkataan, tingkah laku, tulisan, maupun pertunjukan yang sangat jelas dilarang karena bisa menimbulkan pertikaian yang tidak diinginkan, prasangka buruk bahkan kekerasan dari pelaku atau korban dari tindakan itu sendiri. (Syahdeini, 2009)

Maraknya perilaku tidak terpuji yang disebut dengan hate speech ini pun ternyata bisa terjadi kepada siapapun yang aktif dalam bersosial media atau orang-orang yang sering menggunakan internet karena kepentingan tertentu. 

Sudah rahasia umum bagi mereka yang aktif berkarir dalam ranah media sosial, pasti selalu menuai pujian bahkan hujatan dari masyarakat. Siapakah mereka? Tentunya yang paling sering terkena dampak fenomena hate speech ini biasanya terjadi pada individu kalangan public figure, aktor/aktris, influencer, content creator yang memang pekerjaan mereka bergantung pada sosial media yang tersaji dalam jaringan internet. Namun tidak menutup kemungkinan orang biasa seperti kita juga ikut merasakan perilaku tidak menyenangkan tersebut.

Contohnya saja yang lagi viral pada piala dunia beberapa waktu lalu. Video seorang anak kecil perempuan asal Maroko yang tengah mencibir Christiano Ronaldo dibanjiri jutaan komentar pedas yang membuat ibu dari anak tersebut sampai membuat video klarifikasi minta maaf kepada Ronaldo maupun seluruh fansnya. 

Beliau mengatakan kalau anaknya tengah down pada saat ini, bahkan juga beliau mengaku kalau anaknya itu masih tidak mengerti apa yang ia ucapkan dan tidak bermaksud untuk menghina Ronaldo. Dia hanya mengulangi kata-kata yang ia dengar pada saat itu. Lanjut dalam klarifikasi tersebut ibunya mengaku bahwa anaknya yang berumur 9 tahun tersebut tidak mau mengobrol dan makan, bahkan teman-teman sekolah melakukan bullying kepada putrinya. Tentu ini menjadi dampak yang fatal dan menyebabkan ketidakstabilan mental pada anak dibawah umur seperti diri anak perempuan itu.

Contoh lainnya juga banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan sosial yang kita jalankan tiap harinya juga sering dikomentari oleh orang terdekat kita, yang paling mudah ditemui itu pada saat ini yaitu dari tetangga atau teman-teman yang merasa iri ataupun merasa dirinya yang paling benar daripada kehidupan yang kita sendiri tengah jalankan.

Menurut Haidar Buldan Tantowi, S.Psi., M.A., Ph.D yang merupakan salah satu dosen Fakultas Psikologi UGM yang sekaligus menjadi pakar psikologi internet pada talkshow yang ditayangkan dikanal Youtube UGM (UGM Channel). Beliau mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang menebarkan hujatan di internet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline