Lihat ke Halaman Asli

SBY dan Kekuasaannya

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa yang sebenar yang terjadi pada Negeri ini? Apa yang terjadi dengan Kepala Negara Indonesia ini? lalu apa yang salah dengan pemahaman dari seorang kepala Negara Susilo Bambang Yudhoyono ? pertanyaan ini tentunya sangat mudah untuk dijawab. Tetapi teramat dirasakan sulit bagi Susilo Bambang Yudhoyono, untuk menjawab pertanyaan, mungkin. Entah mungkin Susilo Bambang Yudhoyono memang punya cara tersendiri dalam menyelesaikan sendiri untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dialaminya.

Lepas dari konflik yang terjadi antara RI-Malaysia.Masyrakat Indonesia nampak sudah jenuh dengan cara kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Persiden RI. Lalu apa yang salah dengan cara kepemimpinannya? Diakui, diawal kepemimpinannya Susilo Bambang Yudhoyono adalah figure seorang pemimpin yang kharismatik, berwibawa, dan bersahaja. Tetapi catatan itu semua hilang begitu saja tidak ada sama sekali kesan yang berarti dari seorang Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pemimpin Negara malah bisa dibilang Susilo Bambang Yudhoyono adalah seorang pengecut yang ketimbang label yang pernah disandangnya sebagai seorang mantan TNI yang kental akan keberaniannya.

Lalu mau sampai kapan Negara ini bisa menjadi sebuah Negara Super Power jika persidennya seperti Susilo Bambang Yudhoyono?! Super Power?? Why not???? Coba bayangkan jika Negara Indonesia bisa bersih dari koruptor dan memiliki tingkat perekonomian yang sangat bagus dari level standar. Kemudian system pemerintahan yang sangat kompeten dan infrastrutur yang bagus untuk membangun sebuah Negara super power. Jangan bilang hal yang tidak mungkin untuk istilah tersebut. Kecuali, jika pemimpin Negara seperti Susilo Bambang Yudhoyono.

Susilo Bambang Yudhoyono, lihat tingkat kepercayaan masyarakat dalam konteks anda sebagai persiden. Sangat menurun jauh bahkan tidak menutup kemungkinan tragedi tahun 1998 bisa terjadi lagi. Seharusnya sebagai seorang persiden anda lebih bisa merasakan dan peka terhadap apa yang terjadi pada rakyat di negeri ini. Seharusnya anda lebih tahu dari apa yang terjadi dan apa yang menjadi titik permasalahan paling krusial atau non krusial, daripada bawahan anda sendiri. Jika anda menjawab lalu untuk apa saya (Susilo Bambang Yudhoyono) sebagai seorang persiden mempunyai para menteri yang mempunyai peranan bidang masing-masing? Seandainya Masih jawaban dari seorang persiden. “Apa hal-hal kecil dinegeri ini harus selesaikan oleh persiden?” (kalau tidak salah saya pernah dengar persiden mengatakan hal ini pada saat menegur pemimpin daerah). Koreksi jika salah.

Keinginan dari penulis atau mungkin mewakili dari rakyat, bukan semua hal harus ditangani langsung dari persiden. Tetapi apa yang dilakukan dari para bawahannya adalah sesuatu yang mewakili dan mempunyai garis ketegasan dan kharismatik dari seorang persiden terhadap rakyat yang dipimpinnya. Sehingga, apa yang diperbuat oleh para menteri dan wakil rakyat mencerminkan langsung system kepemimpinan yang mempunyai nilai kebanggaan dari rakyat untuk pemimpinnya.

Tetapi hal ini tidak dimiliki oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Sikapnya yang lemah lembut dan gemulai ditambah lagi sifat para menteri yang tidak jauh berbeda dan selalu membela juga menutupi sikap Susilo Bambang Yudhoyono apapun kondisinya. Sehingga membuat kebencian dan rasa MUAK rakyat terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai persiden.

Bandingkan dengan masa orde baru, Soeharto. Walaupun demokrasi dibungkam, tetapi tingkat kepedulian pemimpin Negara sangat jauh berbeda. Soeharto yang peduli dan mementingkan rakyatnya dan pembangunan yang merata dalam programnya yang disebut PELITA & REPELITA sehingga menjadi ikon bapak pembangunan, walaupun tingkat korupsi yang tinggi dan masa jabatan yang tidak dibatasi tetapi soeharto tidak mengesampingkan apa yang menjadi kebutuhan rakyatnya dan tidak lupa point perbedaannya dari seorang Susilo Bambang Yudhoyono, kharismatik seorang soeharto sangat diakui dan boleh dibilang sangat ditakuti oleh Negara tetangga. Bahkan pada kenyataannya dewasa ini, jika dipertanyakan kepada sebagian rakyat kecil. Lebih baik mana masa pemerintahan orde baru dan masa pemerintahan sekarang, jika dinilai dari segi kesejahteraan rakyatnya. Biarkan kompasioner kita yang menjawab hal ini untuk mewakili mereka yang pernah merasakan rezim masa orde baru.

Lalu apa yang harus dibanggakan dari Susilo Bambang Yudhoyono? Syair-syair lagu? Atau bahkan foto-foto masalalu dan keluarga dari seorang Susilo Bambang Yudhoyono? Sebegitu pentingkah keluarga Susilo Bambang Yudhoyono dimatanya? Sudah jelas itu pasti. Tetapi sebegitu pentingkah keluarga Susilo Bambang Yudhoyono dimata rakyatnya? Coba cari tahu dari kompasioner kita. Biar mereka yang menjawab sebagai wakil dari rakyat Indonesia.

Bukan hal yang seperti itu yang diinginkan oleh rakyatmu Susilo Bambang Yudhoyono. Bukan ajang ini loh saya waktu kecil, ini loh bunda tercinta saya Ini loh cucu saya, ini loh saya waktu masih bertugas sebagai ajudan, ini loh saya waktu berambisi menjadi persiden, ini loh saya yang bisa bernyanyi dan memainkan gitar, ini loh saya yang bisa menjadi model fotography yang mengaggumkan. Saya yakin itu kebanggaan hanya bagi keluarga anda. Tetapi lihat dan Tanya pada rakyat miskin yang berada di pinggiran kota, tanyakan pada mereka ibu yang putra tersayangnya masih mengalami busung lapar. Coba tanyakan pada mereka yang masih makan 1 kali dalam sehari. Tanyakan pada mereka yang masih makan dengan nasi aking, coba tanyakan pada mereka yang menangis karena beban hidup yang menghimpit. Astagfirulah…. Rasa miris yang teramat sangat saya rasakan, bagaimana seandainya itu ibu saya yang makan nasi aking? Bagaimana seandainya yang makan cukup sekali itu adalah nenek saya? Dan bagaimana seandainya jika yang busung lapar itu buah hati saya? Apa yang harus berikan jika sepeser uangpun saya susah mendapatkannya. Sebegitu parahkah negeri ini?

Mana rasa kemanusiaan dari Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengentaskan rakyat miskin dari Indonesia menjadi rakyat berkecukupan. Mana rasa kemanusiaan yang sama diberikan kepada pejabat koruptor seperti saukani. Masih banyak rasa ketidakpuasan rakyat terhadap Susilo Bambang Yudhoyono kalau harus disebutkan. Mudah memang menilai oranglain, tapi itu seharusnya dijadikan untuk memperbaiki diri. Bukan malah bersembunyi atau enak-enakan dengan kursi goyang yang harganya mungkin bisa menghidupi mereka dalam sebulan atau lebih bagi mereka yang masih makan nasi aking. Atau anda, Susilo Bambang Yudhoyono mau berkelit dari fakta. “salah siapa jadi rakyat miskin”.

Lalu apa yang salah dengan sikap SBY? LEMBEK. Silahkan survey dari kompasioner kita (koreksi jika saya “Terlalu”).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline