Demikianlah kamu seindah terma
Menjadi rhema selaksa harmoni
Dekapan birahi menyusuri kurma
Meretas waktu bernada simponi
Rentan jarak membentang senja
Diantara doa mengakar terpatri
Seketika sujud berlinang menanti
Resah pun menggenggam prahara
Sedikitnya terlihat jemarimu letih
Mungkin kisruh kian membuat lelah
Membiaskan janji, lirih tak berlagu
Selangkah pergi, liar melukis semu
Tidak dengan sendirinya itu kamu
Dengan sendirinya menyulam ragu
Meski mekar sewindu tak bertemu
Desahan sesaat kian melagukan lagu
Malam kemarin serpihan temaram
Diantara ilalang membakar sekam
Menderai tulus membingkai pualam
Dalam hening sabda, kian bersulam
Meski perjalanan berlela tertatih
Di penjunan dekapmu tak berletih
Merangkai ihwal selembar terkisah
Diantara senyuman manis tak tersisah
Apapun itu, tetaplah kita satu
Satu cinta, satu hati, satu rindu,
Meski sering kita melupakan itu,
Bersatu padu seperti dulu,
Aku di sana untukmu,
Kamu di sini untukku,
Progeni kita beradu,
Berdiampun seketika merindu
Aku bicara kesekiannya lagi
Menderai lara, memelas elegi
Jika galau kian duka membagi
Akankah ku songsong mentari pagi