Lihat ke Halaman Asli

Abdy Jaya Marpaung

Lihat, dengar, nulis

Kipas Angin Usang

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_56443" align="alignleft" width="225" caption="kipas angin usang yang membuat bersin bila didekati"][/caption] Kipas angin usang masih berdiri kokoh. 3 helai lempengannya senantiasa berputar karena aliran listrik yang mengalirinya. Putarannya mengusir hawa panas dari kamar yang tak berjendela dan berventilasi, kecuali dari pintu kamar yang dibuka. Kamar yang disulap menjadi ruang kerja. Kipas angin usang yang jarang dibersihkan telah menabung banyak kotoran disetiap lempengan yang berputar dan dijeruji yang menjadi jalan angin keluar masuk. Kipas angin usang yang selalu menemani hari-harinya di kantor, kipas angin yang mampu menyejukkannya sekaligus membuat Jumpret bersin setiap hari. Kepalanya tak lagi dapat berputar 90% seperti kipas angin lain yang ada di ruangan Noglong, Dona, dan Tresna. Walau begitu kesetiaannya selama ini masih menjadikan kipas angin berguna. Mengusir nyamuk genit bila ia habiskan waktu hingga malam di kantor. Suatu kali, ia menonton televisi. Seorang narapidana yang di penjara hidup dengan santai, laiknya tinggal di hotel berbintang. Salah satu yang menjadi perhatiannya, kamar si Napi dilengkapi AC. Ia heran, penjara yang harusnya membuat penjahat jera, tapi malah membuat penjahat semakin betah dan nyaman. "Kalau begini, ruang kerjaku lebih parah dari penjara itu," Kata Jumpret dalam hati. Weleh weleh. Pikiran itu segera ia lenyapkan. Ia pernah mendengar suara asing agak serak yang berkata, "Nyaman itu sebenarnya bergantung dari kondisi hati. Jika hati ikhlas, merasa bersyukur atas apa yang didapat, tentu situasi yang tadinya dianggap neraka akan berubah menjadi surga. Begitu pula sebaliknya, jika hati sempit, selalu tidak puas dan tidak ikhlas akan membuat hidup tidak nyaman walau tinggal di tempat yang fasilitasnya seperti hotel berbintang lima." Huff... Jumpret menarik nafas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya perlahan-lahan. Ia pandangi kembali kipas anginnya. Lalu menelentangkan tubuhnya di atas kursi dan memejamkan matanya, merasakan semilir angin yang dihembuskan dari kipas angin usang. Angin lalu menerbangkannya ke alam lain, alam yang membuatnya bisa melayang dan terbang kesana kemari menangkap balon-balon mimpi. Balon-balon mimpi meletus membentuk wujud kipas angin usangnya. Ia kembali melayang bersama kipas angin layaknya nenek sihir dengan kendaraan sapu lidinya ke sebuah tempat yang ada bara api, ikan, panggangan dan sambel kecap.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline