Lihat ke Halaman Asli

Menari Tetaplah Menari

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menari semuanya menari,
Menapak surga, belantara manis.
Ilalang ilalang selembar kertas,
Ilusi sakral, sabda mentari

Kalau tangis itu nakal,
Sang mesum tetap binal,
Kalau gelap itu nalar,
Sang buaian tetap pijar

Menari sambil menari,
Benalu semak prahara,
Diammu, tawamu pergi
Merindu pun kusam terpatri

Menari lekaslah menari,
Berpacu pacu, bertalu talu,
Maafkan sekuntum melati,
Berlagu damai, kian berlalu

Jikapun ilusi melebur pekat,
Derai maskulin pun dua terpikat,
Jemari kidung hampa tersekat,
Dekapan bugil liar nan terikat

Menari tetaplah menari,
Dalam pesta, sejuta bintang
Menanti kamu menanti,
Mengenangku, terkenang kenang

Oleh: Abdy Busthan

(Rusun menanggal Surabaya, 2013)

_______

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline