Lihat ke Halaman Asli

Judulnya Belum Berjudul

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Demikianlah kamu seindah terma
Menjadi rhema selaksa harmoni
Dekapan birahi menyusuri kurma
Meretas waktu bernada simponi

Rentan jarak membentang senja
Di antara doa mengakar tak terhenti
Di saat sujud berlinang menanti
Resah pun menggenggam prahara

Sedikitnya terlihat jemarimu letih
Mungkin kisruh kian membuat lelah
Membias janji, lirih tak berlagu
Selangkahpun, liar melukis semu

Tidak dengan sendirinya, itu kamu
Dengan sendirinya menyulam ragu
Tetapi mekar sewindu tak bertemu
Desahan sesaat pun melagukan lagu

Malam kemarin serpihan temaram
Diantara ilalang membakar sekam
Menderai tulus membingkai pualam
Disini hening sabda kian bersulam

Meski perjalanan berlela tertatih
Di penjunan dekapmu tak berletih
Merangkai disini selembar terkisah
Diantara senyuman manis tak tersisah

Apapun itu, tetaplah kita satu
Satu hati, satu cinta, satu Rindu
Meski kita sering melupakan itu
Bersatu dalam padu seperti dulu

Aku disana untukmu,
Kamu disini untukku,
Progeni kita beradu,
Berdiampun seketika merindu

Aku bicara kesekiannya lagi
Menderai lara, memelas elegi
Jika galau kian  duka membagi
Akankah ku songsong mentari pagi

Oleh: Abdy

________




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline