Kau khalimah dalam nestapa bernafas kamil
Kau dalil dalam primbon sekumpulan cemil
Kau banyu dalam peraduan indah mukamil
Kau khasanah arkaik dalam kultur aksimil
Kau jingga ketika embun menaklukkan hati ,
Kau bulan ketika rindu berkabut tak berhenti
Kau kumpulan edibel ketika pelangi tak berarti
Kau kaum ampibi ketika waktu tetap menanti
Aku tak membias, karena bias itu bintang,
Aku ada diantara malam menunduk hening
Aku cawan tak beranggur saat birahi semakin prigis