Lihat ke Halaman Asli

Anda Manusia, Hewan, Setan, Malaikat, atau Manusia?

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak manusia dilahirkan, kita sudah diberikan oleh Tuhan hak bebas (merdeka) untuk memilih apapun. Hak ini mungkin hanya diberikan kepada manusia, kenapa? Karena hanya manusia yang diberikan akal untuk berfikir dan memilih yang terbaik untuk dirinya. Oleh karena itu, jangan pernah memaksa seorang pun untuk berfikir dan berkeyakinan seperti kita. Karena Tuhan pun tidak pernah memaksa.

Tuhan memberikan hak kebebasan kepada manusia karena ia makhluk yang sangat istimewa. Manusia pada potensinya bisa lebih buruk daripada hewan, tetapi bisa lebih tinggi daripada malaikat. Di dalam teori kebutuhan Abraham Maslow, manusia memiliki beberapa tingkatan kebutuhan, di antaranya: fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, & aktualisasi diri. Tapi, menurut hemat saya, setidaknya hanya ada tiga hierarki saja, yakni: fisiologis, intelektual dan spiritual.

Dari penjelasan di atas, dapat saya simpulkan, bahwa manusia yang diberikan segala macam potensi (anugerah) dari Allah Swt. akan menjadi lebih rendah daripada hewan jika dia masih mengorientasikan kehidupannya hanya pada tahap awal, yakni urusan perut dan "di bawah perut" (fisiologis). Mereka menafikan anugerah-anugerah Tuhan yang lainnya. Tuhan berfirman "...Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat kebesaran (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seumpama binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (TQS. al-A’raf, 7 : 179 ).

Manusia akan lenih mulia lagi jika ia naik pada hirarki kebutuhan yang ke 2, yakni: kebutuhan akan pemenuhan intelektualnya. Hal ini, mengingat potensi manusia yang telah diberikan (akal) yang tidak diberikan kepada makhluk yang lainnya. Maka, dia akan haus untuk mencari ilmu pengetahuan dengan aktivitas-aktivitasnya seperti, membaca, menulis, berdiskusi, atau dalam bahasa arab sering dikenal dengan tadabbur, tadzakkur, tafakkur, dst. Mereka akan merasakan kepuasan tertentu jika dapat menemukan sebuah pengetahuan dari Tuhannya.

Tingkat yang ketiga, yakni kebutuhan sipiritual. Manusia yang sudah melewati tingkat kebutuhan pertama dan kedua, akan memiliki derajat yang lebih tinggi daripada malaikat. Mereka adalah manusia-manusia yang memiliki keintiman dengan Tuhan. Bukankah dari segala macam aktivitas kehidupan ini puncaknya adalah agar memiliki hubungan yang mesra dengan Tuhan. Begitulah para kekasih Allah. Mereka akan senantiasa ingat kepada-Nya baik di saat duduk, berdiri, maupun tidur. Kebutuhan perut dan di bawah perut yang sering dijuluki dengan istilah nafsu, sudah tidak lagi difikirkan. Bahkan, seluruhnya adalah persembahannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan mereka akan merasakan kepuasan yang tiada terhingga ketika mampu memenuhi kebutuhan spiritualnya. Bahkan, perjumpaan dengan Tuhannya akan menjadikan momen yang sangat membahagiakan.

Kesimpulannya:
1. Orientasi kepada kebutuhan perut & "di bawah perut" saja, lebih rendah daripada hewan.
2. Orientasi kepada kebutuhan intelektual, manusia lebih mulia daripada hewan.
3. Orientasi kepada kebutuhan spiritual, manusia lebih mulia daripada malaikat.

Anda berada pada tingkat yang mana?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline