Lihat ke Halaman Asli

ABDURROFI ABDULLAH AZZAM

Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia

Anjay, Lahir Alamiah dalam Tata Bahasa Indonesia

Diperbarui: 2 September 2020   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekspresi Anjay dalam memandang sesuatu baru  (Shutterstock.com)

Max Muller,berpendapat bahwa manusia memiliki insting  yang istimewa untuk mengeluarkan ekspresi ujaran bagi setiap kesan dari luar. Anjay merupakan ekspresi dari perkembangan tata bahasa Indonesia. Sejalan dengan Socrates, Bahasa lahir secara alamiah. Menurut Abdurrofi Anjay juga lahir alamiah dengan konotasi positif ditengah bercanda anak muda.

Abdurrofi menyimpulkan bahwa kosa kata  "AnjaY" pertama lahir dalam satu kegiatan sosial dalam konotasi negatif yang ingin positif. Besar bersama-sama, secara spontan keluar ucapan tertentu karena terdorong gerakan otot ingin berucap Anjing tapi diplesetkan "AnjaY" agar lebih santun. 

Ucapan-ucapan tersebut lalu menjadi nama untuk pekerjaan kagum dalam diskusi antara anak muda dalam multi tafsir. Namun perhatikan nada bahasa yang bisa dipahami lebih jelas antara kagum, kesal, becanda dan lainnya dalam konteks semantik.

Semantik memang disebut cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain.Dari sudut pandang para antropolog disimpulkan bahwa Anjay dan anak muda merepresentasikan manusia dan bahasa berkembang bersama. Lingkungan digital dan konvesional mempengaruhi perkembangan tata bahasanya.

Lama kelamaan ucapan-ucapan Anjay tersebut berkembang ke arah kesempurnaan hingga sekarang belum menemukan kesepakatan meskipun belum masuk KBBI. Pendapat mana dan pendapat siapa yang paling tepat. Tentu pendapat anak muda karena mereka akan mengisi ribuan kata baru dalam KBBI masa depan.

Anjay sebagai satu sistem simbol vokal yang arbitrer, memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan baru. Pembaca yang telah mempelajari sistem kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi lebih unik dan menarik. Kini mereka mendiskusikan kasus peludahan Al-Quran di Norwegia dengan kata Anjay.

Bacalah Artikel, Kerusuhan Pecah di Norwegia, Demonstran Ludahi Al-Quran dengan >klik disini<

"Anjay, Al-Quran diludahi, Azab itu nyata!". Maka, maknanya kesal dengan termonologi sialan, bangsat dan luapan emosi lebih tersaring tanpa terdengar kasar. Pembentukan anjay dalam semantik sebagai simbol yang lebih sederhana, serta pragmatik, penggunaan praktis simbol oleh komunitas pada konteks peludahan Al-Quran.(*)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline