Lihat ke Halaman Asli

ABDURROFI ABDULLAH AZZAM

Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia

Abdurrofi : Nubuah Kesultanan Jaya Raya di Indonesia

Diperbarui: 11 Juli 2020   03:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Ilustrasi Kesultanan Jaya Raya di Indonesia (dokumen pribadi) 


Definisi Nubuah Menurut Ahli

NUBUAH menurut Abdurrofi adalah Kebangkitan Kesultanan Jaya Raya di Indonesia Pasca Non-Monarki (Demokrasi) oleh Cendekiawan sebagai new sultan pada organisasi pemerintahan Indonesia pada sistem demokrasi menuju monarki modern. Perubahan sistem demokrasi merupakan perkembangan lanjutan dari bakal kesultanan Indonesia. Nubuah biasanya membungkus dan melindungi melindungi kepentingan rakyat. Aneka rupa dan bentuk nubuah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama nubuah, yakni sebagai pemencar teladan Indonesia  tumbuh sebagai poros mikrokosmos di bumi.

Foto : Mikrokosmos di Indonesia (maxresdefault)

Barangkali kata ramalan nubuah  ada hubungannya dengan kata "ramalan jaya baya" bahasa Jawa dalam arti "umur  berhasil". Sedangkan ramalan nubuah hasil pembabadan Kesultanan Jaya Raya sebagai suasana terang khusus di Indonesia, mungkin babad dalam arti ini bertugas untuk menerangkan suatu keadaan saat Indonesia terpuruk.

Memang dalam peristiwa tertentu kepercayaan rakyat kita akan ada raja adil, bermula terjadinya pada masyarakat di Pulau Jawa, kemudian ada yang berkembang menjadi negoro (negara) yang menguasai penjuru dunia, Awal mula penerangan karena gelapnya kehidupan sehingga muncul orang yang memilih jalan teladan berhak menjadi sultan dari golongan cendikiawan.

Filososi Nubuah di Indonesia

Rantai pesan nubuah orang-orang Indonesia terdahulu dialih-bahasakan jadi filosofi nubuah oleh H. Abdul Somad, Kakek dari Abdurrofi Abdullah. Filosofi orang-orang terdahulu sampai pada orang yang disapa kakek dari Mr. Axel atau akronim dari Abdurrofi's Excellent dengan rantai pesan sama. Filosofi nubuah menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia lebih merindukan raja adil ditengah masyarakat karena Indonesia secara historis sangat cocok kerajaan dan rindu figur seorang raja adil. 

Foto : Makam H. Abdul Somad bin Abdul Rosyad  di Indonesia (dokumen pribadi)

Beberapa ada yang menyebut ramalan prabu jaya baya karena persis antara jaya baya dan jaya raya dengan wejangan kakeknya abdurrofi namun sedihnya beliau sudah wafat. Tapi saya lebih percaya Jaya Raya yang disampaikan kakek mungkin pelafalan kurang jelas dan sudah agak sepuh.Tapi Abdurrofi mungkin ada benarnya juga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline