Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengumumkan segera memproduksinya secara massal, bulan Agustus mendatang. Kalung aromaterapi berbahan dasar daun eucalyptus ini sudah lolos uji klinis.
Sejumlah produk yang diklaim berpotensi menangkal virus corona dan mencegah virus berkembang biak ini diklaim telah memiliki hak paten.
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi aromaterapi berbahan dasar daun eucalyptus untuk meningkatkan dan menjaga imun.
Imun Kuat Melalui Eucalyptus
Imun menurut (abdurrofi:2020) sebagai perangkat pertahanan garis terdepan, dengan bermacam mekanisme respon imun yang terjadi karena faktor eksternal seperti virus corona. Perangkat kekebalan alamiah ini penting, dan di sini diuraikan secara detil melawan virus corona.
Walaupun cara kerja respon imun alamiah ini tidak spesifik, tetapi justru bekerja cepat dan mulainya awal agar virus corona tidak menyebar dan dibasmi perangkat pertahanan tubuh. [1]
Eucalyptus globulus (Liza : Zelika : 2016) merupakan tanaman yang memilki banyak khasiat untuk membasmi berbagai penyakit yaitu obat pilek, mengatasi TBC paru-paru, diabetes, asma, desinfektan, antiseptik, antibakteri, antivirus, pengusir serangga atau repellant, antifeedant dan antifungi.[2]
a. Riset Penelitian Eucalyptus
Berdasarkan badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang sudah dilakukan hak paten. Balitbang menyimpulkan Eucalyptus Namun, mereka menegaskan bahwa produk ini bukan obat oral maupun vaksin. Produk ini dikemas dalam beragam bentuk seperti kalung inhaler, roll on, salep, balsem, dan diffuser, dengan menggandeng PT Eagle Indo Pharma untuk pengembangan dan produksinya dengan Eucalyptus.[3] Riset jenius untuk sebuah kalung antivirus.
Semakin besar konsentrasi minyak esensial Eucalyptus pada kalung antivirus, maka zona hambat semakin bagus atau besar. Senyawa yang memberikan efek sebagai antivirus pada orang yang berpotensi terkena virus corona, daun Eucalyptus adalah senyawa volatile yaitu -terpineol, karena senyawa volatile ini banyak ditemukan di spesies daun Eucalyptus khususnya isoprenoid yang masuk ke dalam golongan terpen. Suatu bentuk dari kesadaran untuk selalu berkembang dengan minyak esensial.
b. Dampak Eucalyptus Pada Tubuh Manusia
Berdasarkan riset jenius yang telah berhasil selama pandemi global, virus corona betapa pentingnya untuk meningkatkan perangkat pertahanan garis terdepan dengan memanfaatkan rempah terutama Eucalyptus. Perlu diketahui cairan Eucalyptus mampu bekerja melegakan saluran pernapasan, kemudian menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut. Eucalyptus beraksi cepat dalam menunjang fungsi sistem imun tubuh.
Aktivitas farmakologi selanjutnya yaitu sebagai pengusir virus corona sebagai pada pasien covid-19 dalam ruangan bersamaan non-pasien . Dilakukan dengan cara menyiapkan berbagai konsentrasi minyak esensial Eucalyptus globulus. Di uji pada alat Y-tube olfactometer yang memiliki 2 lengan, dengan lengan 1 berisi kontrol saja sedangkan lengan 2 berisi kertas yang telah di olesi dengan minyak esensial Eucalyptus globulus, dimasukkan pasien dalam ruam isolasi selama beberapa hari. Eucalyptus yang teruji bisa membunuh 80-100 persen virus mulai dari avian influenza hingga virus corona dan melindungi orang yang tidak terinfeksi virus corona. Eucalyptus peroleh hak paten sebagai Antivirus.
Pengolahan tanaman obat dalam bidang farmasi antivirus ini merupakan hal yang menjanjikan bagi mereka yang ingin selamat, karena memanfaatkan tanaman obat untuk dijadikan obat dapat memperluas nomenklatur obat komposisi kimia minyak dari daun tujuh spesies Eucalyptus dikembangkan di Tunisia. Salah satu tanaman yang sering digunakan sebagai obat adalah genus Eucalyptus, biasanya industri farmasi menggunakan daun dari Eucalyptus karena mengandung terpen, derivat porphyrin dan senyawa fenolik lainnya untuk berbagai aktivitas farmakologi. Konstituen utama minyak esensial daun Eucalyptus adalah 1,8-cineol (49,07-83,59%) dan -pinene (1,27 hingga 26,35%). Minyak esensial dari E. maideni, E. astrengens, E. cinerea, E. bicostata dan lain-lain mungkin memiliki aplikasi potensial dalam makanan dan produk farmasi. [4]
Dengan riset jenius Eucalyptus berpotensi dikembangkan menjadi obat yang berasal dari bahan alam. Ini bentuk belajar untuk bisa beradaptasi menghadapi segala bentuk perubahan.
Kunci sukses yang diyakini harus dimiliki adalah imun yang harus meningkat dengan dukungan alam. Dengan demikian untuk meningkatkan imun tubuh dengan pola hidup sehat dengan mengelola stress, istirahat secukupnya, olahraga, dan tidak lupa memenggunakan bahan olahan Eucalyptus.