Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut terdapat sejumlah anak-anak kecil yang manis terlibat dalam aksi Apel Siaga Ganyang Komunis. Apel siaga begitu pahit karena mengingat sejara komunis namun menjadi manis ketika sejumlah anak-anak ikut Apel. Dari ribuan peserta yang hadir pada aksi massa di dua lokasi, 15 sampai 20 persen peserta apel akbar adalah anak-anak. Acara tersebut dimulai sejak pukul 13.00 dan selesai sekitar pukul 14.30.
Kelak mereka akan menjadi bagian dari ribuan hingga ratusan ribu pendemo turun ke jalanan. Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang efektif dan efisien, karena sejak kecil dapat mengetahui secara langsung penerapan materi demokrasi dalam freedom of speech tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembicaraan itu harus dibarengi kopi agar semakin semangat.
Kemampuan motorik kasar dengan mengajaknya bermain bola atau bermain sepeda, sepatu roda dan aksi Apel Siaga Ganyang Komunis. Untuk stimulasi motorik halus, bisa dengan mengajarkannya untuk menggambar, menggunting, dan bermain tanah liat. Lebih baik anak belajar sesuai tumbuh dan berkembang kemampuan motorik. Anak kecil beri susu, susu bukan kopi biar bisa bermain dengan teman sebaya.
Dengan bermain bersama teman sebayanya, si kecil akan belajar berinteraksi, berbagi, dan bekerja sama. Orang tua harus cerdas menyiapkan berbagai kegiatan pendidikan anak usia dini di rumah untuk membangun motorik karena diluar ada virus. Prinsip pendidikan anak usia 2-6 tahun adalah bermain sambil belajar atau belajar melalui bermain. Jadi, orangtua dapat mengenalkannya pada kegiatan belajar sambil memfasilitasi minat belajarnya tersebut.{}
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H