Sejak semula Jokowi memimpin Indonesia sangat khawatir, bahwa hampir sepertiga menteri tidak ada sifat kerakyatannya dan prestasi. Kini, Beberapa menteri dengan anggaran besar pun, sulit diperintah dengan baik. Banyak kinerkerja yang tidak becus. Bila diancam tidak akan kena reshuffle. Mungkin, Nihil sekali pada perubahan untuk Indonesia pada sabtu (03/07/2020), pagi.
Kinerja buruk, 6 menteri jokowi ini dinilai layak diganti. Pertama, Menkes Terawan dianggap gagal dan tidak siap tangani pandemik COVID-19. Kedua, Mensos Juliari P. Batubara terkait sengkarut data bantuan sosial bagi masyarakat terdampak pandemik virus corona. Ketiga, Menhub Budi Karya mengenai regulasi membuka transportasi publik selama pandemik covid-19. Keempat, Menaker Ida Fauziah masuk jajaran menteri, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menkeu Sri Mulyani yang dianggap berkinerja buruk PHK, lapangan kerja, dan perekonomian Indonesia. Kelima, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang langsung merubah regulasi dalam menjual benih lobster pada antek-antek asing.
"Ini kerja membangun negara besar, tidak mungkin menteri kalau sendiri-sendiri,"Ucap Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna perdana di Istana Merdeka Jakarta.
Menurut pakar tata bahasa, linguistik, dan komunikasi pemerintahan sekaligus mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang, Abdrurrofi menjelaskan bahwa Reshuffle adalah frasa yang belakangan kekesalan presiden di kalangan pembantu kabinet Indonesia maju. Presiden rela melakukan apapun demi cintanya pada Indonesia yang saat ini sedang mengkhawatirkan. Bahkan sikap mentri cenderung kurang dewasa setelah rapat paripurna.
"Jadi dalam setiap rapat, baik paripurna, terbatas atau internal ada payung hukum, kalau sudah diputuskan dalam rapat, jangan sampai di luar masih diributkan lagi," ujar Jokowi
Indonesia yang mengkhawatirkan dibutuhkan kesabaran dan keterampilan dalam menanganinya. Di sisi lain tak ada kinerja mentri menjadi pencapaian luar biasa. Sebagai pemimpin akan terus tegas seiring perjalanan menuju Indonesia maju. Namun aura kepemimpinan Jokowi pudar. Jika kita ingin membesarkan Indonesia yang sehat secara emosional, sangat penting untuk melalui pendekatan cerdas seperti melakukan perancangan strategi yang baik dan menyampaikan dengan narasi baik sebagai alasan pentingnya Indonesia pulih cepat. Tetap dingin dan cool meskipun kondisi panas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H