Lihat ke Halaman Asli

Abdurrofi

Penyuka Kopi dan Investasi

Bagaimana Transformasi Digital Mata Uang Tunggal di Masyarakat Asia Afrika?

Diperbarui: 29 Januari 2021   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi transformasi digital. Sumber gambar : IFP/Adam

Uang di negara-negara Asia Afrika beragam berasal sebagai unit akun hutang bank sentral. Transformasi mata uang kertas dan logam menjadi mata uang digital yang didasari SDA yakni nilai emas akan membuat stabil sehingga posisi ini bahwa penciptaan uang tidak lagi melibatkan penciptaan hutang secara simultan.

Risiko inflasi yang tinggi di depan negara Asia Afrika apabila pembiayaan defisit itu dilakukan oleh Bank Sentral dengan mencetak jumlah uang yang banyak tanpa dasar jelas. Hal ini melatarbelakangi transformasi digital mata uang Asia Afrika yang didasari nilai emas. Negara Asia Afrika dengan Sumber Daya Alam (SDA) paling banyak memiliki kekayaan paling banyak memiliki emas dan nilai SDA  setara dengan emas.

1. Transformasi Uang Sebagai Konstruksi Sosial

Konstruksi sosial dalam transformasi uang  tentang integrasi moneter Asia Afrika. Penafsiran transformasi digital mata uang tunggal Asia Afrika yang didasari SDA sebagai konstruksi sosial berbeda dengan perlakuan mata uang tunggal Eropa dalam literatur yang berlaku sebagai "benda".

Jelas, pendekatan rasionalis tidak melihat adanya masalah dalam mengasumsikan bahwa uang hanyalah "benda". Abdurrofi sebagai  rasionalis dapat menganggap uang sebagai sesuatu yang diberikan dan berkonsentrasi pada variabel lain yang menarik bagi mereka, seperti daya tawar moneter atau kepentingan kebijakan moneter. Namun, yang mengejutkan, berkembang tentang integrasi moneter Asia Afrika.

Kita menganut sudut pandang itu bahwa uang sebagai "benda" juga dan SDA sebagai "benda" dimiliki negara di Asia Afrika sehingga pertukaran SDA tidak lagi menggunakan dollar AS tapi mata uang tunggal Asia Afrika. Penelitian konstruktivis berbeda dari penelitian rasionalis terutama karena penekanan pada variabel penyebab yang berbeda --- dan bukan oleh konseptualisasi uang itu sendiri.

Analisis saya menyajikan alternatif tidak hanya untuk catatan rasionalis tetapi juga alur cerita konstruktivis yang berlaku karena tiga alasan utama: pertama, karena saya menyoroti sifat konstruksi uang itu sendiri bisa bertransformasi; kedua, karena saya melampaui fokus biasanya pada elit; dan ketiga, karena saya mengonseptualisasikan masalah yang dipertaruhkan dalam kaitannya dengan hubungan timbal balik dan bukan sebagai hubungan kausal linier dalam konstruksi sosial Asia Afrika.

2. Transformasi Uang Tunggal Sebagai Konstruksi Uang

Krisis keuangan semakin menggarisbawahi konstruksi uang. Jelas, uang secara inheren rapuh yang dicetak sebanyak-banyak melalui Bank Sentral. Dalam arti tertentu, uang meminta orang untuk menangguhkan pemikiran kritis mereka dan hanya percaya bahwa seseorang pejabat Bank Sentral dapat mengubah kertas menjadi sesuatu yang berharga. Ini membuat keberadaan uang sangat bergantung pada kepercayaan terus-menerus masyarakat.

Ketidakpercayaan menyebabkan runtuhnya mata uang. Selama sejarah, krisis keuangan telah berulang kali menyebabkan kerusakan moneter. Kita telah mengalami fase ketidakpercayaan kertas dan logam sebagai alat tukar sehingga fenomena ini secara intrinsik terkait dengan sifat yang dibangun uang.

Seperti dikemukakan sebelumnya, itu Sumber Daya Alam yang relatif stabil dan tidak memiliki krisis keuangan jika uang dicetak dengan basis yang kokoh berupa emas adalah penugasan kolektif dari fungsi status itu menciptakan institusi sosial. Namun, orang bisa menarik penerimaan ini tugas. Institusi sosial bisa tiba-tiba runtuh sejak penukaran mata uang kertas AS menjadi logam mulia dihentikan pada tahun 1971.

Pertimbangan tentang uang dollar sebagai konstruksi uang di Asia Afrika seharusnya tidak digunakan kembali karena saat kita tidak memiliki dollar  sebagai interpretasi sejarah tertentu tentang asal-usul krisis uang. Itu karena semua arus modal menggunakan uang dollar yang keluar (capital outflow) dari negara sedang berkembang yang tidak memperhatikan latar belakang terjadinya dan disalahpahami.

3. Transformasi Uang Tunggal Sebagai Sejarah Uang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline