Lihat ke Halaman Asli

Abdurrofi

Penyuka Kopi dan Investasi

Politik Dinasti dan Politik Selebritas di Pilkada Kabupaten Bandung

Diperbarui: 6 Desember 2020   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teh Nia, Istri Bupati dan Atep, Pemain Persib Terkenal Mengikuti Pilkada (Pikiran-Rakyatcom/Handri Handriansyah)

Kaget membaca berita masuknya istri Bupati Bandung Dadang M. Naser, teh Nia dan pemain bola persib, Atep resmi menjadi calon bupati dalam Pilkada Kabupaten Bandung 2020. Ini menarik menimbulkan dua perspektif pertama teh Nia mewakili politik dinasti dan Atep mewakili politik selebritas dengan popularitas tinggi kalangan anak muda Bandung.

Kalau kita melihat politik kabupaten Bandung mengalami benturan besar namun dalam setiap debat mereka bersifat normatif. Dari kalangan ASN yang katanya netral memiliki kecenderungan mendekati politik dinasti istri bupati, teh Nia. Belum menjabat saja sudah melakukan pelanggaran.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan oleh Data Bawaslu itu adalah pegawai Setda Pemkab Bandung yang mengantarkan pasangan Nia- Usman. Ada dua ASN mengantarkan pasangan Nia-Usman ke RSHS.

Masyarakat menyayangkan, masih adanya kasus pelanggaran yang dilakukan ASN terkait netralitas ASN dalam Pilkada. Bawaslu mengingatkan agar setiap ASN menjaga diri  dan netralitas agar tidak mengkampanyekan para pasangan calon dan mendekati pasang calon untuk memperoleh jabatan tinggi kepala dinas dan jabatan lainnya di Kabupaten Bandung.

Sementara itu, Atep tidak kalah menantang melawan teh Nia dengan basis ASN karena Atep memiliki basis pendukung kuat juga dari bobotoh dan jaringan Anak muda pendukung Persib siap melawan politik dinasti di Kabupaten Bandung. Atep adalah politisi muda dan atlet profesional  siap melawan politik dinasti dengan kekuatan politik selebritas.

Kekuatan politik teh Nia mengikuti rekam jejak politik dinasti setelah Soeharto belum lagi DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung memastikan bahwa teh nia sudah mendapat rekomendasi sebagai calon yang akan diusung melanjutkan marwah Golkar.

Sebab itu tidak bisa dibuat hanya dengan sehari dua hari saja bagi Atep dan bobotoh meyakinkan harapan baru di Kabupaten Bandung. Dalam catatannya Atep melawan Golkar dan gagasan politik dinasti masih baru. Rakyat kabupaten Bandung ditawarkan pada struktur politik yang lebih kompetitif atau oligarkis.

Keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing  dari Atep memang telah dibuktikan sejak bermain bola sebagai atlet profesional. Namun bupati petahana sudah mengkondisikan agar basis Golkar mendukung istrinya tidak bisa dianggap remeh.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi dari Kabupaten Purwakarta telah berhasil mengkondisikan Golkar agar mendukung Ambu Anne, istrinya Dedi Mulyadi untuk menjadi bupati. Keberhasilan politik dinasti Ambu Anne akan ditiru teh Nia dipengaruhi berhasilnya Dadang dalam konsolidasi internal di kalangan keluarga politik, birokrat dan kompetisi yang kuat dengan elit lain yang melibatkan elit nasional.

Kekuasaan di Indonesia memang warisan jejaring keluarga dan kekayaan material harus diperjuangkan termasuk di Kabupaten Bandung. Warisan tersebut bisa saja berpindah kepada anak muda yang paham kekuatan, kelebihan dan kekurangan dirinya dan rivalnya, penganut politik dinasti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline