Lihat ke Halaman Asli

Abdurrofi Abdullah Azzam

Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika

Inisiasi Politik Persatuan Melawan Ancaman Invasi AUKUS dan China

Diperbarui: 26 Juli 2022   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ancaman bagi negara-negara ASEAN. Sumber gambar: Shutterstock

ASEAN menghadapi ancaman invasi AUKUS (Australia, United Kingdom dan United States of America ) dan China sehingga ASEAN harus inisiasi politik persatuan.

Keresahan masyarakat Asia Tenggara muncul sejak mengetahui pola yang sama dimana pada raja-raja berkuasa di Asia Tenggara harus melakukan proteksi terhadap bangsa Eropa dan bangsa Mongol sehingga kehadiran AUKUS dan China menjadi ancaman baru.

Ancaman baru invasi ketika Joe Biden, Boris Johnson, dan Scott Morisson mendirikan AUKUS  membuat rencana induk kapal nuklir mencegah Xi Jin Ping mengklaim laut China Selatan dengan membangun pangkalan militer dihadapkan pada perang laut.

Pola yang sama ini berulang kali menghadapi tantangan ASEAN, mulai dari politik perpecahan sesama Bangsa Asia Tenggara. Bangsa Asia Tenggara risiko dikuasai dan dieksploitasi dari kubu AUKUS dan kubu China hingga inisasi politik persatuan menjadi penting.

Politik perpecahan atau devide et etimpera  dikenalkan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Indonesia untuk memonopoli perdagangan di Indonesia sedangkan ancaman invasi AUKUS dan China diduga memiliki motif eksploitasi sumber daya alam Asia Tenggara dengan polarisasi pro-AUKUS dan pro-China.

Rapat negara-negara ASEAN. Sumber gambar: Shutterstock

Penaklukan ASEAN dengan ancaman invasi dimulai dari konflik AUKUS dengan China membuka pilihan dengan polarisasi apakah ASEAN akan menjadi asosiasi pro-AUKUS dan pro-China atau menjadi Republik baru pro-persatuan untuk menjaga keutuhan wilayahnya ?

Politik persatuan belum berhasil menyatukan Negara Brunei Darussalam, Negara Indonesia, negara Kamboja, Negara Laos, Negara Malaysia, Negara Myanmar, Negara Filipina, Negara Singapura, Negara Thailand, dan Negara Vietnam menjadi Republik Asean untuk mencegah kapal nuklir AUKUS dan pangkalan militer China.

Sumber kekuasaan Republik Asean adalah paksaan atau coercive power karena ketakutan penjajahan terjadi kembali lagi sebagaimana invasi Bangsa Eropa dan invasi Bangsa Mongol di Asia Tenggara.

Menurut Foucault kehadiran kekuasaan pada hubungan sosial dan kekuasaan bukanlah milik melainkan strategi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline