Lihat ke Halaman Asli

Abdurrofi Abdullah Azzam

Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika

Kenalin Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Goreng, Caplok Pasar Energi Berkelanjutan Dunia

Diperbarui: 6 Juni 2022   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pesawat terbang bahan bakar pesawat ramah lingkungan. Bahan bakar nabati,minyak goreng, bahan bakar bioavtur. (UNSPLASH/Artturi Jalli)

Fungsi utama minyak goreng atau minyak sawit untuk menghantarkan panas sehingga minyak goreng memberi rasa dan tekstur pada makanan namun kini minyak menjadi energi masa masa depan pesawat dinilai Indonesia akan caplok pasar energi berkelanjutan dunia.

Di Indonesia, sumber bahan baku bioavtur cukup beragam, namun berdasarkan ketersediaan, minyak inti sawit dan daging kelapa merupakan kandidat potensial menjadi energi masa masa depan pesawat dalam transisi pasar global untuk menyelamatkan bumi dari emisi karbon.

Saat ini, banyak investor tertarik investasi bioavtur karena JP Morgan memproyeksikan harga minyak dunia akan mencapai US$ 125 per barel sehingga blue ocean strategy investor pada energi berbasis minyak goreng.

Proyeksi JP Morgan harga minyak naik. (Sumber: JP Morgan)

Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit terbesar diperkirakan mencapai 61,06 juta ton pada tahun 2030 mampu mengisi transisi energi berbasis minyak goreng untuk pesawat sebagai transportasi udara.

Lokasi bioavtur produksi CPO adalah pulau-pulau yang menjadi sentra produksi tanaman kelapa sawit, yaitu Sumatera dan Kalimantan sebagai fondasi produsen untuk pesawat-pesawat Asia Tenggara.

Sementara minyak bumi juga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku bioavtur dalam rencana uji coba pengembangan green fuel Pertamina sebagai pihak utama yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk melaksanakan proyek tersebut.

Road map minyak goreng untuk bioavtur. (Sumber: Pertamina: 2019)

Dalam pelaksanaannya, Pertamina bekerjasama dengan pihak lain untuk pembangunan, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai pengembang katalis  (Katalis Merah Putih), PT Rekayasa Industri, dan ENI (perusahaan eco-fining dari Italia, yang kerjasamanya dengan Pertamina dihentikan karena kebijakan anti-CPO dari Uni Eropa).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline