Lihat ke Halaman Asli

Abdurrofi Abdullah Azzam

Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika

Rich Shaming Entrepreuners

Diperbarui: 26 Januari 2022   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Rich Shaming  Entrepreuners. Canva: Abdurrofi Abdullah

Para pengusaha  atau entrepreuners sering menerima mengolok-olok cara mereka berbicara sehingga timbul istilah rich shaming merupakan tindakan mempermalukan dengan mengejek atau menghina seseorang dengan berkomentar tentang status para pengusaha baik secara langsung atau tidak langsung.

Bentuk diskriminasi juga dapat berbeda secara signifikan bergantung pada kelompok status sosial hingga bisikan kekayaan seharusnya berarti bahwa para pengusaha yang memiliki uang dalam jumlah besar dan/atau terjamin posisinya, tidak perlu meneriakinya atau menggedor konter untuk mendapatkan layanan.

Menjadi miskin menurut J. Gesta (2018) adalah sebuah ikut-ikutan setidaknya di negara Filipina hingga kemiskinan sangat normal bagi kami orang Filipina seolah-olah itu baik untuk paru-paru cenderung tidak menyukai cerita orang kaya melalui proses, bukan protes.

Gabungkan semuanya dan jutawan hingga miliarder mungkin perlu mengendarai mobil terbaru ke restoran mencolok untuk memberi tahu orang-orang bahwa dia kaya harap itu berhasil membuat mereka bangga namun justru dipermalukan orang tidak memiliki mobil.

Aliran agama tertentu  menurut K.Coyne (2018) menggambarkan orang kaya sebagai orang yang sangat berdosa hingga mempermalukan kekayaan telah menjadi hobi favorit Amerika Serikat dalam bentuk intimidasi yang dapat diterima secara sosial.

Menurut Michael Whan (2018) penggunaan rasa malu menggabungkan dua mode pertahanan: yaitu, untuk 'mengalami kenyataan dengan perasaan termasuk tubuh kita sendiri rasa malu sebagai sensasi yang lainnya adalah etika dengan cara negasi yang dipersonalisasi; dia menggambarkan dirinya dalam istilah 'dosa', inferioritas moral, menyamakan dirinya dengan 'reprobate' atau bajingan diklaim defensif tersirat dalam rasa malu.

Seperti dipikirkan John Piper (2001) hal-hal yang paling berharga, rasa terima kasih juga rentan dengan mudah melupakan itu rasa syukur ada karena terkadang hal-hal datang kepada kita “gratis” tanpa harga atau pembayaran dari orang kaya.

Para pengusaha melihat kekuatan besar yang digunakan mempermalukan atau rich shaming untuk melawan dengan konflik dari Amerika Serikat hingga Filipina.

Jika terjadi di Indonesia tidak main-main, perbuatan rich shaming atau tindakan sengaja mempermalukan orang kaya  di media sosial atau ruang publik dapat dilaporkan ke kepolisian karena Indonesia menolak intimidasi verbal terhadap orang kaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline