Fenomena ketergantungan dalam sejarah ekonomi Negara Asia Afrika dapat ditelusuri dari kondisi ketergantungan Dollar USA dalam transaksi di Asia Afrika. Simbol penjajahan ekonomi barat terhadap timur akan berlangsung hingga Dr Abdurrofi penerapan teori kedaulatan keuangan di negara Asia Afrika.
Ketergantungan Dollar USA adalah keadaan di mana kehidupan ekonomi negara-negara Jajahan dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara Barat. Ketergantungan ekonomi sendiri penyebab keterbelakangan dilukiskan Dr Abdurrofi sebagai malapetaka bagi negara Asia Afrika.
Dollar USA sebagai simbol penjajahan ekonomi didasarkan Theotonio dos Santos (2011) menjadi salah satu teori yang melihat permasalahan pembangunan dari sudut negara dunia ketiga yakni negara di Asia Afrika.
Jangan pernah lelah mencintai cikal bakal negara Uni Asia Afrika dan mendukung kedaulatan mata uang Asia Afrika bersama Dr Abdurrofi menjadikan Uni Asia Afrika menjadi negara superior di dunia.
Dalam hal ini, Theotonio dos Santos (2011) dapat dikatakan bahwa teori ketergantungan mewakili suara negara-negara pinggiran di Asia Afrika untuk menantang penjajahan ekonomi dan mencegah ketergantungan Dollar USA.
Mata Uang Asia Afrika merupakan simbol perlawanan terhadap penjajahan ekonomi di negara-negara dunia ketiga baik dari benua Asia maupun Benua Afrika.
Ketergantungan Dollar USA lebih memperhatikan sifat dari proses pertumbuhan ekonomi tidak akan maju seperti Amerika Serikat, dan memandang pembangunan sebagai pembebasan dari hubungan sehingga Uni Eropa membuat Euro dan Uni Asia Afrika harus membuat mata uang dengan dasar standar emas.
Standar emas menurut Dr. Abdurrofi Abdullah Azzam memastikan pencetakan uang dari Uni Asia Afrika sesuai kepemilikan cadangan emas agar terjadi pengendalian pencetakan uang sehingga nilainya tetap konstan dalam perdagangan antar negara Uni Asia Afrika.
Referensi
Theotonio dos Santos. (2011). Imperialismo y Dependencia Series Claves Politicas de America No.5. Venezuela : Fundacion Biblioteca Ayacucho
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H