Lihat ke Halaman Asli

Abdurrofi Abdullah Azzam

Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika

Metamorfosis Jakarta Menjadi Ibu Kota Perekonomian Syariah

Diperbarui: 16 Februari 2021   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta sebagai Ibukota ekonomi syariah  jadi daya tarik turis lokal dan internasional. Gambar : bisniswisata.co.id/Endhy Poerwanto

Abdurrofi Abdullah Azzam menyebut Jakarta adalah kota modal terbesar tertinggi dibandingkan kota-kota se-Indonesia membawa arah kota Jakarta menjadi kota perekonomian syariah. Metamorfosis adalah kata yang sangat bagus untuk apa yang telah terjadi.

Model lama dan asli merangkak dari  selama dekade terakhir ini telah digunakan berbagai tahap kepompong pada abad 20, tepatnya 1945 pada saat kemerdekaan dan sekarang mulai muncul ekonomi syariah sebagai spesies yang mampu mencapai prestasi yang lebih besar pada abad 21.

Jakarta sebagai kota perekonomian syariah berdasarkan instruksi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Agar masyarakat dapat memahami mengenai solusi ekonomi Indonesia untuk menggenjot pemulihan ekonomi nasional.

Selain instruksi para ulama dari Majlis Ulama Indonesia terdapat juga Perkumpulan Masyarakat Ekonomi Syariah yang disingkat dengan MES di Jakarta. Model asli untuk industri ini dibuat dari pelat dasar dari ruang tumbuhnya peradaban dunia.

Jakarta terkenal Ibu Kota Perekonomian Syariah karena terdapat masyarakat ekonomi syariah dalam bahasa inggrisnya Islamic Economic Society atau dalam bahasa arabnya Mujtama' al-Iqtishad al-Islamiy, didirikan pada hari Senin, tanggal 1 Muharram 1422 H, bertepatan pada tanggal 26 Maret 2001 M.

Jakarta telah memiliki koneksi baik sebagai Ibu Kota Perekonomian Syariah dengan United Kingdom, Japan, Jawa Barat, Banten, Sumenep dan Salatiga. Cetak biru dirancang pengembangan perekonomian oleh siapapun baik produsen dan vendor yang ingin mendistribusikan produk halal melalui berbagai produsen.

Untungnya saya mengenal orang-orang di Tokyo, termasuk sekelompok orang Inggris bekerja di sebuah perusahaan Jepang. Saya naik taksi ke sana dan orang-orang itu menyambut saya seperti keluarga. Mereka memberi saya kopi dan cincin sarapan dan ketika saya memberi tahu mereka di mana saya akan berdasarkan lisensi halal.

Kita menghabiskan malam mereka tertawa bahwa peradaban dunia butuh lisensi halal. Mereka memesankan saya ke hotel yang bersih dan layak. Kemudian mereka menuliskan nama beberapa tempat makan enak kembali.

Menurut Abdurrofi Abdullah Azzam pertimbangan pertama dan terpenting mereka terus meningkat produksi dengan lisensi terbaik di Indonesia. Dalam budaya penjualan Nusantara, penekanannya adalah - baik atau buruk -- pada intinya penyedia harus mendapat lisensi halal sehingga produk diterima di Indonesia.

Kita bukan klien tapi berpikir seperti klien yang menjunjung. Apa yang telah kamu lakukan untuk mereka belakangan ini. Tersenyum dan menelepon membicarakan produkmu sehingga ubah percakapan itu menjadi penjualan dan dapatkan keuntungan dari penjuru dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline