Miris melihat dan mendengar ini di tengah pandemi dikutip dari kompas.com bahwa tenaga medis Indonesia tidak bayar gajinya persis kerja paksa penjajahan Belanda yakni modus kerja rodi.
Perasaan begitu mencekam hati ketika mereka yang berjuang di garda terdepan belum memperoleh gaji covid-19. Beginikah cara negara menghormati kinerja tenaga medis.
Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi tenaga medis tidak dipaksa membangun Jalan raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km tapi mereka harus bekerja dari pagi sampai sore tapi mereka tidak mendapatkan gaji sehingga terjadi unjuk rasa.
Memang, semua kegiatan kerja rodi yang bersifat rutinitas akan terlihat sangat membosankan lama-kelamaan sudah ditinggalkan belanda namun mengapa kegiatan itu bisa hadir kembali setelah lama mereka menjalankannya pasti akan mendapatkan penghasilan tetap.
Belum lagi bila tenaga medis masih mendapat kritikan, tuntutan, atau mungkin sebagai pelampiasan kesal orang lain mengenai covid-19 yang sebenarnya merasakan ketidaknyamanan bekerja ditambah gaji belum dibayar pemerintah yang sama.
Banyak hal yang kamu ingin lakukan sebelum mati. Namun, rasanya tidak pernah ada kesempatan untuk meraihnya karena mereka tidak memiliki pendapatan dari negara tercinta Apakah Indonesia akan menjajah rakyatnya sendiri, ah mustahil tapi kepercayaan rendah tenaga akan terus berkembang.
Keluh kesah dari tenaga medis yang sangat berpotensi mempengaruhi keadaan diri negara hingga merasakan tekanan pekerjaan medis ini serasa kerja rodi tanpa perhatian pemerintahan sebagai sesuatu yang menakutkan dan menyeramkan.
Sungguh berat beban seorang pemimpin yang menahan gaji tenaga medis. Sebab, pertanggungjawabannya tidak hanya di dunia yang fana ini, melainkan juga akhirat kelak.
Oleh karena itu, Indonesia tidak memilik sosok pemimpin yang sifat amanah, melampaui batas di bumi tanpa mengindahkan tanggungjawab seperti kita harus melekat pada dirinya.