Lihat ke Halaman Asli

Memoar Tak Bernama

Diperbarui: 4 November 2024   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Kutuliskan semua ketika pandemi benar-benar telah mengepung seluruh negeri.

Pada suatu malam sepi, di sebuah pelosok, di antara bunyi-bunyian binatang malam

yang menggurit kenangan. Aku coba bayangkan bagaimana semua ini nanti jadinya.

Betapa inginku mendengar suara-suara orang bijak dari menara-menara abad.

Betapa kuingin keluar dari kepompong zaman. Berdiri di keluasan wawasan semesta.

Meninjau dari waktu yang abadi ini semua.

Kutuliskan semua ini ketika hantu-hantu ketakutan menjulurkan tangan ke setiap

pintu. Menyeruak seketika dari kebutaan malam. Merampas bocah-bocah dari

kejernihan masa depan. Menelantarkan bayi-bayi dalam buaian ketidakpastian.

Merenggut cerita-cerita tenang, cita-cita bersahaja para pesakitan, memadamkan

api unggun kehangatan dalam satu tiupan yang tak berbelas kasihan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline