Lihat ke Halaman Asli

Menimbang Mahasiswa: Pengubah atau Diubah

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sudah kagak asing lagi di telinga kita,bahwa mahasiswa memiliki peran yang sering kita dengar yaitu salah satunya sebagai agent of change (pengubah).Barang kali peran ini perlu di pertimbangkan kembali dari sisi implementasi-nya.Meskipun secara subtansial bahwa mahasiswa sejak masuk di pergaulan perguruan tinggi selalu melekat pada diri-nya (mahasiswa) sebagai agent of change.sudah lah sudah,mahasiswa modern sekarang ini,lebih dominan agen og change bagi dirinya sendiri.Namun,secara universal perlu di pertimbangkan kembali.

Jika kita membuka tulisan-tulisan terkait mahasiswa,maka kita akan selalu menemukan dan membaca harapan-harapan.Harapn yang kayak gimana ? jelas,harapan yang di maksud adalah mahasiswa mampu diharapkan sebagai entitas yang membawa perubahan.Karena meimiliki wawasan dan tingkat ilmu yang lebih tinggi.

Begitu juga ketika kita ngobrol-ngobrol dengan masyarakat kebanyakan baik di kampung maupun di kota.Mereka (masyarakat) menginginkan dan lebih-lebih menaruh harapan yang besar untuk selalu di garda terdepan ketika merespon segala sesuatu permasalah untuk di dorong ke arah yang lebih baik dan maju.

Seperti yang saya katakan di atas,dari tataran implentasi nampaknya peran agent of change perlu di pertimbangkan kembali.Sebab mahasiswa di pergaulan perguruan tinggi sekarang antara "pengubah atau di ubah'' oleh multi variabel.

Setelah selesai shalat jumat,saya lanjutkan opini saya ini .............

Mahasiswa dalam sejarahya di indonesia sudah terbukti selalu menjadi pelopor perubahan dari masa penjajahan sampai era reformasi sekarang ini.Namun apa dikata,mahasiswa sekarang tidak mampu mengeluarkan aura power kritisnya sebagai entitas agent of change yang padahal tidak bisa dilepaskan dari opini publik.Padahal adanya kemerdekaan 45 tidak terlepas dari peran mahasiswa itu sendiri.Tumbangnya rezim soharto di 98 karena pergerakan mahasiswa.Lantas,apalagi yang sebenarnya yang tidak bisa di banggakan kepada mahasiswa?

Sekali lgi sudah lah sudah.kita lihat saja di tataran kampus.Mahasiswa dengan asik-nya duduk di bangku kuliah,asik-nya duduk di belantaran dan halaman taman dan halaman.Boleh lah tak kenapa jika sambil mengerjakan tugas akademik.Namun ini tidak demikian,malah sebaliknya.Sehingga mahasiswa akan mampu diubah oleh variabel-variabel yang tdak pernah di bayangkan dan padahal hal tersebut tidak kita inginkan.

Mahasiswa tidak mampu menunjukkan taringnya sebagai agent of change lagi,meskipun hanya sebagian saja.Nah,dalam hal seperti inilah mahasiswa akan terseret dan diubah oleh variabel-variabel yang tidak bisa di hindarkan.Yang saya maksudkan adalah kebijakan-kebijakan birokrasi di tataran kampus dan nasional seperti tingginya biaya pendidikan,adanya bidik misi yg melanggar HAM,kebebasan berekspresi,berpendapat dan berorganisasi semakin di refrisif,dan regulasi-regulasi lainnya khusunya yang berkaitan dengan pendidikan.Maka jangan harap mahasiswa sebagai agent pengubah akan tetapi mahasiswa yang akan diubah...............bahkan akan seperti manusia purba yang akan siap terkubur di dasar tanah sebagi posil yang berbau.

Kita tidak ingin melihat mahasiswa yang merupakan entitas yang memiliki power kemudian diubah oleh kebijakan/regulasi yang tidak memihak.

Maka oleh karena-nya,segera rubah internal diri-kita dulu,sadarlah dengan sadar,bersikap kritislah dari apa yang dilihat dan di dengar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline