ABDURRAHMAN KADER, S.Pd
CGP Angkatan 2 Kota Tidore Kepulauan
SMA Negeri 10 Tidore Kepulauan
A. SINTESIS BERBAGAI MATERI
a. Guru Sebagai Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Guru adalah seorang pemimpin. Oleh karena itu seorang guru haruslah mampu membawa perubahan baik di kelas, sekolah, maupun lingkungan sekitar ke arah yang lebih baik. Jiwa kepemimpinan seorang guru sangat diperlukan dalam mengelola pembelajaran di kelas. Kepemimpinan seorang guru bisa dilihat dari bagaimana dia mengelola kelas, melakukan inovasi dalam pembelajaran, dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada baik di kelas maupun di sekolah.
Selain sebagai pemimpin dalam pembelajaran, guru juga dituntut mampu menjadi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Guru sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dapat diartikan sebagai guru yang bisa mengidentifikasi dan memanfaatkan segala sumber daya/kekuatan/potensi yang ada untuk meningkatkan kulaitas atau membuat suatu perubahan ke arah yang lebih baik dan berdampak positif bagi murid dan sekolah.
Berangkat dari lingkup yang paling kecil yaitu kelas, guru bisa mengidentifikasi modal/aset yang ada untuk dikembangkan. Modal/aset utama sebagai acuan dalam pengembangan sebuah kelas/sekolah adalah modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, dan modal agama dan budaya.
b. Pengelolaan Sumber Daya Untuk Meningkatan Kualitas Pembelajaran
Sekolah bisa diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, karena didalamnya terdapat interaksi antara unsur hidup (biotik) dan unsur tak hidup (abiotik) dalam lingkungan tertentu. Yang termasuk unsur hidupnya adalah murid, guru, kepala sekolah, pengawas, staf/tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat sekitar. Sedangkan unsur tak hidupnya adalah keuangan dan sarana prasarana sekolah. Berangkat dari hal di atas maka sekolah bisa disebut sebagai sebuah komunitas.
Diperlukan pengelolaan sumber daya yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara umum ada dua pendekatan dalam pengembangan sebuah komunitas, yaitu pendekatan berbasis masalah/kekurangan (deficit-based thinking) dan pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset-based thinking) yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer. Berikut perbedaan kedua pendekatan tersebut:
Selanjutnya bagaimana caranya agar pengelolaan sumber daya bisa meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah? Tentunya langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi aset/kekuatan yang ada kemudian menyusun strategi/program yang tepat dan melaksanakannya. Dalam tahapan menyusun strategi/program menggunakan tahapan BAGJA yang merupakan akronim dari: Buat Pertanyaan-Ambil Pelajaran-Gali Mimpi-Jabarkan Rencana-Atur Eksekusi.