Lihat ke Halaman Asli

Daring

Diperbarui: 17 Februari 2021   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

jalanan internet penuh dengan iklan-iklan. tanpa memperdulikan bahu jalan untuk orang-orang yang ingin lewat, berjalan kaki dan menikmati dunia baru yang membuat kita baru-baru ini pede dan merasa telah amat maju. ya, kita bilang bahwa penghidupan bisa didapat cukup melalui satu genggaman tangan, sentuhan jari, dan hal-hal kecil dan ringan semacamnya.

aku tergopoh-gopoh menabrak banyak iklan. wajahku kusam oleh debu-debu komentar nyinyir. kakiku lemas harus melewati setiap iklan dan berbagai sampah lainnya.

sementara dunia nyata, warisan leluhur kita itu, sekarang sudah sepi. setiap orang sejak kanak-kanak telah bertransmigrasi ke pulau daring.

tetapi yang masih membingungkan, alam di dunia nyata tetap berkurang, terkikis, termakan tubuh-tubuh yang jiwanya di pulau daring.

"mau kemana?"

"ke pulau daring. di sana sedang banyak calo dapat pasangan."

"aku ikut."

"emang kamu tahu caranya, syaratnya?"

"memangnya syaratnya sesusah apa sampai kau meragukanku?"

"kuota-paket data."

"itu apa?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline