Lihat ke Halaman Asli

Abdurrahman Addakhil

Seorang Pelajar

Sekularisme dan Cendekiawan Muslim

Diperbarui: 30 Juni 2020   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Agama dan Negara ibarat pensil dan kertas. Keduanya tidak bisa dipisahkan secara fungsional. Begitu juga wacana hidup bernegara dengan melibatkan napas religi untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis, dan hanya dengan bersikap religius, manusia akan menghadirkan sepenuh hati fitrah kemanusiaannya.

Istilah sekularisme yang muncul pada tahun 1846 oleh George Jacub Holyoake, dengan gaya pemikirannya untuk memisahkan antara wahyu atau supernaturalisme dengan prinsip moral mengakibatkan perlawanan terhadap gereja di belahan dunia bagian Eropa.

Pengertian sekularisme dalam Oxford Advanced Learner's Dictionary, "The belief that religion should not be involved in the organization of society, education, etc". Sebuah pemahaman yang menghendaki adanya pemisahan keterkaitan urusan Agama dan negara ini dapat menjadikan tatanan suatu negara menjadi tidak utuh, bahkan jauh dari kata kesatuan.

Sejarah Munculnya Sekularisme di Negeri Muslim
Sejarah mencatat peristiwa yang membuat kepala geleng-geleng, khususnya dalam peradaban dunia Islam. Sebagai dampak imperialisme Eropa, penjajahan Negara Barat kepada Negara Islam telah memberikan corak sekuler dalam sistem bernegara.

Negara Turki sebagai salah satu contoh negara penerap sekularisme. Pada waktu itu kuasa berada di tangan Mustafa Kemal Ataturk berubah drastis. kebijakan Ataturk yang menggeramkan kaum mayoritas Muslim di Turki telah mencelakai peradaban yang ada dan sudah dibangun sebelumnya.

Contoh kasus, larangan wanita muslimah mengenakan jilbab sebagai penutup aurat, bangunan masjid dihancurkan, bahkan dilecehkan dengan mengubahnya menjadi tempat pembuangan kotoran dan kandang kuda.

Pemaksaan penguasa untuk menerapkan konsep negara sekuler menjadi main hakim sendiri, terlebih lagi mengubah syariat atau aturan kehidupan sesuai agama bercampur baur dengan konsep Negara Barat yang merasa tertindas.

Dalam sejarah perjuangan rakyat Turki, banyak sekali perlawanan yang diarahkan rakyat kepada penguasa masa Ataturk untuk mengembalikan syariat yang telah berlaku. Tidak sedikit ulama dan masyarakat yang dipenjarakan akibat melawan, seperti Said Nursi yang kelak dipanggil Badiuzzaman.

Sekularisme ala Cendekiawan Muslim
Syed Muhammad Naquib Al-Attas, mengatakan bahwa Islam menolak penerapan apa pun mengenai konsep-konsep sekuler, sekularisasi, serta sekularisme, karena semuanya bukanlah milik Islam dan bahkan berlawanan dengannya.

Pada awal tahun 1970an, masyarakat Indonesia sempat dibikin heboh oleh pemaparan makalah salah satu cendekiawan muslim, Nurcholish Madjid. Gagasan yang dianggap sekularisasi dengan bertajuk "Keharusan Pembaharuan Pemikiran Islam dan Penyegaran kembali Pemahaman Keagamaan".

Kritik pemikir Islam, Hamid Fahmy Zarkasy, terhadap Nurcholish Madjid mengidentifikasi corak sekularisasi yang digagas olehnya berasal dari terma modernism, berlatang belakang ajaran Bible: "Berikan hak Tuhan pada Tuhan, dan berikan hak raja pada raja". Yang kemudian menjadi pemisahan antara gereja dan agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline