Isu perombakan kabinet dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi selalu menjadi wacana yang terus bergulir. Sejak ia dilantik, ia pun sering melontarkan pernyataan yang terkait dengan target yang harus dicapai oleh para pembantunya. Bahkan ia pun secara berulang kali melontarkan tentang kemungkinan mengganti atau mereshuffle para menteri jika target tidak tercapai.
Memang sejak pemerintahan baru ini, isu resuffle seakan menjadi hal yang biasa, padahal pada pemerintahan sebelumnya, rehaffle atau yang berhubungan dengan ini adalah barang yang tabu, bahkan seperti sesuatu yang tidak pernah terjadi, kecuali sangat terfpaksa.
Memang harapan publik kepada Pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo sangat tinggi, Jokowi dipandang sebagai sosok yang dapat mengatasi beragam masalah yang terjadi pada masa pemerintahan sebelumnya, mulai dari segi ekonomi, sampai pada masalah kasus hukum baik Ham ataupun seribu satu masalah hukum lainnya.
Memang Presiden Jokowi mempunnyai tanggung jawab untuk memenuhi harapan rakyat tersebut, belum lagi yang berhubungan dengan dunia internasional, dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN, atau juga dengan kerja sama ekonomi yang lebih luas lagi. Lengkaplah sudah beban berat yang harus ditanggung oleh Jokowi membawa Bangsa ini, agar lebih maju dalam mesejahterakan rakyat.
Maka melihat keadaan ini, ia menyatakan bahwa kita tidak bisa main-main, sekarang era kompetisi, era persaingan antar negara guna membawa negara ini jauh lebih maju.
Rakyat pun sekarang tambah cerdik, ketika melihat sepak terjang para pembantu presiden yang ternyata tidak membuahkan sesuatu yang lebih baik, maka mereka lantang menyuarakan agar Predisen melakukan reshuffle, seperti ketika terjadi pada reshufle babak pertama. Belum lagi peran media yang selalu menghangatkan suasana, sehigga isunya semakin hari semakin kencang.
Kini bola liar isu reshuffle kembali bergulir, berawal dari mana? yakni dari para politikus PAN yang konon di tawari kursi menteri, jika reshuffe jilid ke 2 bergulir. Publik pun akhirnya menduka akan terjadi reshaffle jilid 2 dalam waktu dekat. Para politik pun angkat bicara, tentang prediksi reshuffle, bahkan para pejabat seperti Rizal Ramli pun angkat bicara tentang pentingnya reshuffle, dengan harapan agar kerja kabinet kerja semakin menggigit.
Memang ketika kita melihat keadaan ketertinggalan kita dibanding dengan negara lain dalam wacana kompetisi, juga tentang kesejahteraan rakyat yang masih sangat tertinggal dibanding dengan negara-negara tetangga, kita membutuhkan tim kebinet yang punya power luar biasa, bukan menteri yang biasa-biasa saja. Dalam keadaan "darurat" ini, waahai Presiden ku Joko Widodo, hendaknya anda memilih para menteri yang "LUAR BIASA" bukan yang "BIASA-BIASA"
Anda mempunyai hak Prerogatif yang dijamin oleh undang-undang untuk mengganti atau mereshuffle menterinya, guna mencari menteri yang siap membawa Indonesai jauh lebih maju, untuk bersaing dalam kancah internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H