Lihat ke Halaman Asli

Abdur Rauf

Dosen STIQ Kepulauan Riau

Buya Hamka, Pelayan Hotel, dan Salat Subuh

Diperbarui: 21 Januari 2025   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Buya Hamka (Sumber: ngopibareng.id)

Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Boleh jadi tidak banyak yang tahu kalau nama itu adalah nama lengkap seorang ulama karismatik yang populer disapa Buya Hamka. Ketika disebut Buya Hamka barulah banyak yang mengetahuinya. Tapi saya nggak tahu, apakah generasi milineal, gen z, dan gen alpha sudah banyak yang tahu sosok Buya Hamka ini?

Nah, saya kira penting sekali kita mengenalkan tokoh-tokoh besar yang telah berjasa untuk bangsa, negara, dan agama. Saya khawatir, jika tidak kita populerkan, generasi masa kini dan akan datang lebih tahu tentang sosok artis Korea, Holywood, ataupun Bolywood daripada tokoh bangsa maupun tokoh ulama kita.

Kali ini saya hendak mengenalkan sekilas sosok Buya Hamka. Terus terang, saya penggemar berat Buya Hamka. Banyak karya-karya Buya Hamka yang sudah saya koleksi, termasuk salah satu karya monumentalnya, yaitu Tafsir Al-Azhar. Bahkan, Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka ini saya jadikan objek kajian dalam penelitian skripsi dan tesis saya semasa studi S-1 dan S-2.

Insya Allah, kapan-kapan di artikel yang lain, saya akan mengupayakan untuk menulis khusus membahas Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka ini dan biografinya yang agak lengkap.

Pada artikel kali ini saya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman Buya Hamka. Cerita ini saya dapatkan ketika membaca Tafsir Al-Azhar. Waktu itu, saya hendak melihat bagaimana Buya Hamka menafsirkan QS. Al-'Ankabut (29) ayat 45. Lalu saya pun membuka dan membaca Tafsir Al-Azhar.

Ayat tersebut berbunyi (saya tuliskan terjemahnya saja):

"Dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-'Ankabut/ 29: 45)

Ketika menafsirkan ayat di atas, Buya Hamka juga menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Amerika Serikat. Pada 1952, waktu itu Buya Hamka berusia 44 tahun, Buya Hamka diundang sebagai tamu kehormatan dalam suatu agenda di Amerika Serikat. Lebih kurang selama dua bulan lamanya Buya Hamka berada di negeri Paman Sam tersebut, tanpa ditemani anak dan istrinya.

Di sana Buya Hamka menginap di salah satu hotel yang berada di wilayah Denver. Sekali waktu, Buya Hamka hendak beristirahat di kamar hotelnya. Ketika akan beristirahat, Buya Hamka terlebih dahulu melaksanakan salat jamak dan qashar magrib dan isyak. Setelah selesai salat, Buya Hamka kemudian merapikan tempat tidurnya. Tiba-tiba dari luar terdengar suara orang mengetuk pintu kamar hotelnya.

Buya Hamka pun bergegas membuka pintu tersebut. Di lihatnya, ternyata seorang pelayan hotel. Buya Hamka pun menanyakan kepada pelayan hotel itu ada keperluan apa ia datang ke kamarnya. Pelayan hotel itu kemudian menyampaikan kepada Buya Hamka, barangkali tidurnya Buya Hamka malam itu mau ditemani seorang perempuan cantik dan muda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline