Keunggulan Manusia
Keunggulan manusia adalah karena akal pikiran. Akal pikiran itulah yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk Tuhan lainnya.
Meskipun demikian, tidak lantas semua manusia cenderung kepada kebaikan. Ada juga manusia yang condong melakukan keburukan. Adanya akal pikiran tidak menjamin manusia mampu melakukan kebaikan ataupun menghindari keburukan.
Lantas bagaimana merawat akal pikiran agar tidak terjatuh dalam keburukan?
Merawat akal (hifdzul 'aql) merupakan salah satu tujuan syariat (maqashid asy-syari'ah). Selamatnya akal adalah dengan senantiasa mengikuti petunjuk wahyu Tuhan.
Akal yang dibimbing wahyu inilah yang mendorong manusia untuk selalu berada dalam jalur kebaikan. Sebaliknya, akal yang didorong hawa nafsu berpotensi menjerumuskan manusia dalam keburukan.
Pantulan Kebaikan
Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula. Itulah janji Allah untuk hamba-hamba-Nya yang berbuat kebaikan. Bahkan lebih dari itu, Allah pun sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang berbuat kebaikan.
Sebagaimana disebutkan dalam banyak petikan ayat Al-Qur'an: "innallaha yuhibbul muhsinin", sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Salah satu contoh sederhana perbuatan baik itu adalah senyum. Sederhana sekali bukan? Ya, senyum itu sangat-sangat sederhana.