Sobat Kompasiana, pasti uda pada pernah denger tentang "riba" dalam urusan duit dan agama, kan? Riba itu sebenernya istilah dari agama Islam yang ngebahas hal ga oke dalam transaksi keuangan. Jadi, riba bisa berupa "bunga" atau "keuntungan" yang didapetin dari pinjeman uang atau barang. Tapi, dalam Islam, riba dianggap ngebuat ketidakadilan, bro. Makanya dilarang keras!
Gimana enggak dilarang? Coba lu bayangin, lu minjem duit dari seseorang, terus dia minta lu nambahin duit lebih pas balikin. Itu kayak "bunga" ekstra yang harus lu bayar. Tapi menurut Islam, itu ga adil, bro. Allah pengen semua orang diperlakuin dengan baik dan adil, jadi riba dilarang biar hidup kita lebih harmonis dan respectful.
Oh iya, tau ga sih, kata "riba" itu dari bahasa Arab, akarnya dari "ra-ba-ya" yang artinya "bertumbuh" atau "bertambah." Riba juga punya julukan lain, namanya Ziyadah, yang artinya tambahan. Dalam Islam, riba itu merujuk pada pertumbuhan atau keuntungan yang ga adil dari transaksi keuangan.
Kalo diliat dari segi terminologi, riba itu istilah buat ngebahas praktik nambah-nambahin bunga atau keuntungan di transaksi pinjeman duit atau barang. Di Islam, riba dianggap pelanggaran berat karena bikin ketidakadilan dan ganggu keseimbangan ekonomi, loh. Selain itu, dianggep eksploitasi juga, bisa nge-rugiin yang lemah dalam transaksi.
Jadi, intinya riba tuh tambahan duit yang pemberi pinjeman dapetin dengan ngelebihin jumlah yang seharusnya dipalakin peminjam. Pokoknya, riba itu no go, bro!
Dan, ada nih ulama dan penyair dari Mesir, Sayyid Quthb, dia lebih detil banget ngejelasin riba dalam bukunya yang judulnya "Tafsir Ayat-Ayat Riba". Katanya, riba itu kayak nambah utang yang udah lewat jatuh temponya, bro.
Nih beberapa dalil tentang Riba..
Al-Baqarah 275 :
Terjemahan
" Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."