Lihat ke Halaman Asli

Abdul Wahid Azar

Praktisi Bisnis

Curhat dengan AI Logis,Curhat Dengan Mantan Ada Rasa dan Drama

Diperbarui: 28 Desember 2024   05:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pasangan curhat ( DragonImages- diambil dari Kompas.com).

Hidup ini bukan soal menjalani hari dengan datar, seperti membaca papan pengumuman di ruang tunggu bandara. Hidup perlu rasa, perlu drama, dan---yang paling penting---perlu seni untuk menjadikannya berwarna seperti pelangi setelah hujan deras.

Kalau hidup hanya fokus pada logika, rasanya akan kaku dan membosankan, seperti suara GPS yang hanya tahu bilang, "Belok kanan 200 meter lagi," tanpa tahu ada hati yang ingin belok kiri karena ada kenangan.

Bayangkan, seseorang berkata, "Aku cinta kamu," dengan nada datar seperti membaca laporan keuangan: "Aku cinta kamu. Laba bersih perasaanku meningkat 20 persen tahun ini." Hambar banget, kan?

Tapi kalau kalimat yang sama diucapkan dengan napas tersengal, raut muka penuh haru, dan dalam desahan berat berkata, "Aaaaaakuuu... cinnnn-taaa... kaaa-muuu..." Wah, langsung bikin hati ikut bergetar, kan? ( di coba ya.... ).

Itulah seni hidup---perpaduan antara logika dan perasaan. Saat logika berkata, "Sudah cukup," hati sering kali membantah, "Coba lagi." Di persimpangan itu, kita kadang butuh tempat curhat.

Tapi ke siapa? AI yang logis tanpa rasa atau mantan yang penuh rasa dan drama? Yuk, kita jelajahi dua pilihan ini, karena setiap opsi punya cerita sendiri.

Curhat dengan AI -- Logis, Cepat, Tapi Dingin

AI adalah pendengar yang nggak pernah lelah, nggak pernah ngambek, dan nggak akan menyindir kita dengan kata-kata pasif-agresif.

Dia selalu siap dengan jawaban logis yang, jujur saja, sering terasa seperti membaca manual peralatan elektronik.

Scene ; Malam larut, kamu duduk di depan laptop sambil mengetik pertanyaan ke AI.

Kamu: "AI, aku nggak bisa berhenti mikirin dia. Gimana caranya move on?"
AI: "Mengatasi rasa kehilangan membutuhkan pendekatan logis. Langkah pertama: Fokus pada pengembangan diri. Langkah kedua: Kurangi eksposur pada kenangan lama, seperti foto atau pesan teks."
Kamu: "Tapi aku masih cinta dia."
AI: "Cinta adalah respons emosional yang bisa dikendalikan dengan latihan mindfulness. Disarankan: Meditasi 10 menit setiap pagi untuk meningkatkan stabilitas emosional."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline