Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki peran fundamental dalam membentuk dasar perkembangan anak, baik secara fisik, kognitif, maupun emosional.
Bermain menjadi sarana utama bagi anak-anak untuk belajar, memahami dunia, dan mengembangkan berbagai kemampuan. Menurut teori Multiple Intelligences oleh Howard Gardner, setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, seperti kecerdasan linguistik, logika-matematika, visual-spasial, hingga interpersonal.
Bermain, baik melalui metode konvensional maupun digital, adalah alat penting untuk mengasah kecerdasan ini. Misalnya, permainan menyusun balok melatih kecerdasan logika-matematika dan visual-spasial, sementara permainan kelompok membantu anak mengembangkan kecerdasan interpersonal melalui interaksi sosial.
Di sisi lain, teori Self-Determination (SDT) oleh Edward L. Deci dan Richard M. Ryan menegaskan bahwa anak-anak akan lebih termotivasi untuk belajar ketika tiga kebutuhan dasar mereka terpenuhi autonomi, kompetensi, dan keterhubungan sosial.
Dalam konteks bermain, anak merasa otonom ketika bebas mengeksplorasi permainan sesuai minatnya, merasa kompeten saat menyelesaikan tantangan, dan merasa terhubung melalui interaksi dengan teman sebaya atau guru.
Kerangka teori ini menjadi dasar untuk memahami pentingnya permainan dalam pendidikan PAUD, baik dalam bentuk tradisional maupun yang memanfaatkan teknologi digital. Dalam era digital, modernisasi PAUD dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mendukung pembelajaran tanpa mengabaikan nilai-nilai penting dari aktivitas bermain tradisional.
Perbandingan dengan Negara Lain
Transformasi PAUD di era digital dapat dilihat dari bagaimana beberapa negara mengintegrasikan teknologi dengan pembelajaran tradisional. Singapura dan Amerika Serikat menjadi contoh negara yang berhasil memodernisasi PAUD tanpa kehilangan esensi permainan.
Di Singapura, PAUD berada di bawah naungan Early Childhood Development Agency (ECDA). Negara ini mengadopsi pendekatan play-based learning yang terintegrasi dengan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics).
Anak-anak diperkenalkan dengan coding dasar menggunakan aplikasi interaktif dan perangkat robotik. Teknologi ini digunakan untuk merangsang kreativitas dan kemampuan logis anak, tetapi tidak mengabaikan pentingnya aktivitas fisik seperti bermain di luar ruangan.