Lihat ke Halaman Asli

Abdul Wahid Azar

Praktisi Bisnis

Emil Dardak, Katalisator Kemajuan Santri dan Ulama di Era Modern Jawa Timur

Diperbarui: 26 Oktober 2024   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Emil Dardak Konsolidasi organisasi IPHI di Kantor IPHI Jawa Timur (Sumber: IPHI Jatim)

Emil Listyanto Dardak adalah salah satu figur terkemuka di Jawa Timur yang memiliki peran signifikan sebagai katalisator bagi kalangan santri, haji, hajjah, dan ulama. Sebagai  mantan Wakil Gubernur Jawa Timur dan Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) wilayah Jawa Timur, Emil Dardak tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap pembangunan ekonomi dan infrastruktur di wilayahnya, tetapi juga terhadap pengembangan spiritual dan sosial umat Islam. Dalam posisinya, Emil memiliki peran strategis yang mempertemukan kepentingan masyarakat religius dengan tantangan zaman, seperti pendidikan dan pemberdayaan ekonomi syariah yang inklusif, serta akses yang lebih luas terhadap ibadah haji.

Sebagai anak dari tokoh politik dan ekonom senior Indonesia, Hermanto Dardak, Emil dibesarkan dalam lingkungan yang sarat dengan nilai kepemimpinan dan tanggung jawab sosial. Latar belakang akademisnya yang mumpuni di bidang teknik, ditambah dengan pengalaman profesional di bidang pemerintahan, memberinya wawasan yang luas dan pandangan visioner. Emil menyelesaikan pendidikan sarjananya di luar negeri, di Universitas New South Wales, Australia, dan meraih gelar doktor di usia yang relatif muda. Dengan fondasi pendidikan yang kuat ini, Emil memiliki bekal untuk memahami aspek teknis maupun humanis dari tantangan yang dihadapi masyarakat Jawa Timur.

Sebagai mantan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil sering kali menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat keagamaan. Ia memahami betul bahwa di Jawa Timur, agama memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, Emil berupaya untuk memperkuat hubungan antara pemerintah dengan pondok pesantren, kyai, ulama, serta organisasi keagamaan lainnya. Ini tercermin dari keaktifannya di IPHI, di mana ia memimpin organisasi yang mengurusi jamaah haji dan secara konsisten menunjukkan perhatian terhadap isu-isu yang dihadapi oleh umat Islam di wilayahnya.

Peran Emil dalam IPHI dan Pemberdayaan Ekonomi Keumatan

Di bawah kepemimpinannya di IPHI Jawa Timur, Emil Dardak melihat kesempatan untuk memberdayakan masyarakat melalui kolaborasi dengan sektor keuangan syariah, khususnya terkait dengan program "Haji Muda". Program ini memungkinkan kaum muda untuk merencanakan perjalanan haji sejak dini melalui sistem tabungan dan pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariah. Program ini bukan hanya mempermudah akses ibadah haji bagi kalangan muda tetapi juga menumbuhkan kesadaran finansial yang berbasis nilai Islam, mengajarkan kedisiplinan, dan perencanaan jangka panjang. Langkah ini memperlihatkan bagaimana Emil melihat peran haji bukan hanya sebagai ibadah ritual tetapi juga sebagai instrumen untuk membangun masyarakat yang lebih stabil secara ekonomi dan mandiri.

Selain itu, Emil juga melihat pentingnya peran IPHI dalam membantu pemberdayaan ekonomi melalui pendekatan syariah yang bisa diakses oleh santri dan masyarakat umum. Emil sering terlibat dalam dialog dengan kalangan perbankan dan institusi keuangan syariah untuk merancang produk-produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan umat, seperti tabungan untuk umrah, pembiayaan usaha mikro, hingga produk asuransi syariah. Dengan pendekatan ini, Emil berusaha agar kalangan haji, hajjah, santri, dan ulama memiliki akses terhadap instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan dapat membantu mereka dalam mencapai kemandirian finansial.

Hubungan Emil dengan Kalangan Ulama dan Pesantren

Salah satu keunikan Emil sebagai seorang pemimpin adalah kemampuannya untuk berinteraksi secara mendalam dengan para kyai dan pengasuh pesantren di Jawa Timur. Ia tidak sekadar menjadi tokoh politik yang dikenal luas, tetapi juga menunjukkan pemahaman dan penghormatan yang mendalam terhadap tradisi dan nilai-nilai yang dipegang oleh pesantren. Para kyai dan pengasuh pesantren melihat Emil bukan hanya sebagai pejabat, tetapi juga sebagai sosok yang mengerti aspirasi dan tantangan yang dihadapi oleh dunia pesantren.

Pesantren di Jawa Timur memiliki peran strategis dalam mencetak kader-kader muda yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga terampil dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Emil mendukung berbagai inisiatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pesantren, termasuk melalui program pelatihan keterampilan dan literasi digital bagi santri. Langkah ini sangat relevan, terutama di era digitalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, di mana para santri dituntut untuk memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Selain itu, Emil juga berperan dalam mendorong dialog antara pemerintah dengan ulama terkait isu-isu kebijakan publik yang sensitif, seperti kebijakan ekonomi, pendidikan, hingga sosial budaya. Dialog ini penting untuk menjaga sinergi antara pemerintah dan kalangan ulama, sehingga kebijakan yang diambil bisa selaras dengan nilai-nilai agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Jawa Timur. Emil berhasil memperkuat peran ulama sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun masyarakat yang religius namun tetap terbuka terhadap perubahan.

Emil sebagai Katalisator Generasi Muda dan Santri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline