Abdul Syakur - Mahasiswa Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Indonesia Darurat Bullying pada anak sekolah
Bullying di sekolah merupakan masalah serius yang terus mengganggu perkembangan anak-anak di Indonesia. Meskipun ada kesadaran yang semakin meningkat tentang isu ini, bullying masih menjadi fenomena yang merusak lingkungan belajar dan perkembangan sosial siswa. Berikut adalah beberapa pandangan terkait bullying di kalangan anak sekolah di Indonesia. Indonesia saat ini menghadapi kondisi darurat bullying di lingkungan sekolah. Fenomena ini bukan hanya sekadar masalah perilaku anak, tetapi telah menjadi isu serius yang mempengaruhi kesehatan mental dan emosional generasi penerus bangsa.
Bullying merupakan bentuk tindakan yang agresif, kekerasan, menyakiti orang lain yang dilakukan secara terus menerus. Penyebabnya beragam, mulai dari lingkungan keluarga yang selalu bertengkar, tontonan yang kurang mendidik, lingkungan masyrakat yang kurang ramah anak bahkan guru yang masih belum totalitas memahami cara mengatasi perilaku bullying di sekolah sebagaimana diungkapkan dalam penelitian oleh junindra, A. Dkk(2022).
Bullying di sekolah adalah isu kompleks yang memerlukan pendekatan holistik. Dengan melibatkan semua elemen masyarakat dan menerapkan program pencegahan yang efektif, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan mendukung bagi anak-anak. Hanya dengan cara ini, kita bisa berharap untuk mengurangi angka bullying dan mendukung pertumbuhan generasi yang lebih sehat secara mental dan sosial. Indonesia sedang berada dalam kondisi darurat bullying yang memerlukan perhatian serius. Dengan meningkatkan kesadaran, memberikan edukasi yang tepat, dan melibatkan semua pihak, kita dapat menciptakan perubahan yang diperlukan untuk melindungi anak-anak dari perilaku bullying. Hanya dengan cara ini, kita bisa berharap untuk menghasilkan generasi yang lebih sehat, bahagia, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.
Indonesia darurat bullying anak. Banyaknya kasus bullying membuat Indonesia saat ini berada dalam situasi darurat perundungan atau bullying. Di Indonesia bullying di sekolah dasar juga menjadi masalah yang sangat serius, seperti yang terlihat dari peningkatan jumlah kasus yang dilaporkan setiap tahunnya. Jika bullying dibiarkan di sekolah dan di luar sekolah, hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi generasi mendatang sebagaimana diungkapkan dalam penelitian oleh (Munawaroh, 2024).
Rusaknya moral anak bangsa adalah kalimat yang bisa menggambarkan situasi saat ini. Di tengah kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, banyak peristiwa-peristiwa yang menunjukkan penurunan moralitas dan nilai-nilai etika di kalangan anak-anak dan remaja(Purwasih, 2023). Hal ini tercermin dalam berbagai perilaku negatif seperti tindak bullying, peningkatan kasus kekerasan, penyalahgunaan narkoba, kecurangan, dan penyalahgunaan teknologi. Rusaknya moral anak bangsa dapat dipicu oleh beberapa faktor. Pengaruh pesatnya perkembangan media massa, terutama dalam media digital dan social telah membawa dampak besar terhadap budaya dan perilaku anak-anak(Faizah, 2024). Konten yang berbau kekerasan sering kita jumpai dan dengan mudahnya diakses oleh kalangan masyarakat di berbagai usia, termasuk pada usia anak sekolah dasar. Konten-konten yang berbau kekerasan dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan anak-anak.
Analisis Menggunakan Teori-teori Psikologi Sosial
1. Teori Belajar Sosial (Albert Bandura)
Teori ini menyatakan bahwa individu belajar perilaku melalui observasi dan peniruan. Dalam konteks bullying, anak-anak dapat meniru perilaku agresif yang mereka lihat di lingkungan sekitar, seperti di rumah atau media. Intervensi yang berfokus pada pengurangan perilaku agresif di lingkungan sosial dapat membantu mengurangi bullying.
2. Teori Identitas Sosial (Henri Tajfel)