Lihat ke Halaman Asli

Mending Ngabuburit Daripada Tadarus Al Qur’an

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia yang semakin hari semakin menua, Kemajuan teknologi semakin membabi buta . Dunia televisi yang masuk ke rumah - rumah yang tak lagi ada jeda serta aktivitas manusia modern yang semakin sibuk . Puasa yang dulu disambut meriah oleh hamba - hamba tuhan yang beragama islam tak lagi menggema seperti yang kemarin. Ramadhan menjadi sebuah komoditi yang mendatangkan banyak uang bari segelintir pengusaha - pengusaha di bidang televisi.

Setiap sore hampir setiap televisi menghadirkan acara - acara yang ” katanya “bertema ramadhan namun nyatanya tidak. Hampir sebagian besar hanya candaan - candaan kurang cerdas yang mereka hadirkan. Tadarus Al Qur’an yang beberapa tahun lalu selalu menggema hampir disetiap mushola - mushola , masjid - masjid di tanah air mulai mengikis dan sepi . Hanya orang - orang tua saja yang mau untuk itu , Anak muda mulai enggan untuk pergi berbondong - bondong ke masjid bersama untuk Membaca al qur’an. Mereka memeilih “ngabuburit” dan nongkrong bersama gebetan dan nunggu untuk berbuka puasa.

Dahulu tidak seperti ini, Tadarus adalah dimana kita bisa bermain bareng , bisa belajar bareng dengan penuh kebahagiaan dan ini yang aku rasa ketika masih diwaktu itu. Dan kini aku rasa “hal itu ” sudah mulai tak dirasakan oleh generasi - generasi sekarang. Sungguh ironis emang ketika dunia sudah mulai maju tetapi moral anak muda malah mengalami kemunduran. Nilai - nilai yang orang dulu ditanamkan kepada generasi berikutnya , kini semakin ditinggalkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline