Udang windu yang diproduksi oleh pembudidaya tambak di Pinrang sangat disukai oleh masyarakat di Jepang. Sebab udang windu Pinrang yang diekspor melalui PT Atina adalah hasil budidaya ramah lingkungan. Maka tidak berlebihan jika konsumen di Jepang menyebutnya udang windu sebagai produk ecoshrimp.
Beberapa tahun belakangan ini produksi udang windu Pinrang merosot tajam. Hal ini berdampak pada menurunnya volume ekspor termasuk ke pasar Jepang. Padahal konsumen udang windu di negeri sakura tersebut tetap getol dengan produk ecoshrimp dari Pinrang. Salah satu penyebab menurunnya produksi udang windu adalah cuaca ekstrim yang terjadi dua tahun lalu.
PT Atina sebagai eksportir udang windu ke Jepang ikut merasakan dampak dari kondisi yang terjadi di kawasan tambak di Pinrang karena menurunnya bahan baku ekspor. Itulah sebabnya permasalahan yang dialami petambak di Pinrang dilaporkan oleh PT. Atina ke kosumennya di Jepang agar mereka mengetahui penyebab merosotnya suplai ecoshrimp dari Pinrang. Bukan hanya sekedar memberitahukan kondisi yang terjadi di Pinrang akan tetapi PT Atina berharap adanya kontribusi dari Coop Jepang untuk ikut menjadi bagian dari pemulihan kondisi produsen ecoshrimp di Pinrang.
Perkumpulan konsumen ecoshrimp (Coop) Jepang merespon terhadap permasalahan yang dihadapi pembudidaya udang windu di Pinrang. Melalui proposal yang dikirim oleh PT Atina maka Coop Jepang memberikan bantuan benur udang windu secara bertahap kepada petambak pembudidaya udang windu yang terdampak dari bencana banjir yang terjadi tahun 2022 lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H