Lihat ke Halaman Asli

Abdul Salam Atjo

Pandu Ecoshrimp Indonesia

Konsumen Ecoshrimp Jepang Peduli Petambak Udang Windu Tradisional

Diperbarui: 1 Agustus 2023   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto:Dok.Pribadi

Perwakilan kelompok konsumen ecoshrimp dari Seikatsu Japan, Mr. Kawai Takahito didampingi staf Alter Trade Japan (ATJ), Kuroiwa dan Atina Pinrang melakukan kunjungan di kawasan budidaya udang windu tradisional di kecamatan Lanrisang kabupaten Pinrang, Selasa, 1 Agustus 2023.

Kunjungan selama setengah hari tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait dengan permsalahan teknis yang dihadapi oleh pembudidaya udang windu untuk selanjutnya diteruskan ke anggota kelompoknya di Jepang. "Semua kendala teknis yang dialami petambak ecoshrimp kami akan diskusikan dengan anggota di Jepang dan berusaha untuk menemukan solusianya," ungkap Mr. Kawai Takahito ketika melakukan diskusi dengan beberapa orang petambak ecoshrimp di Lanrisang.

Ada beberapa informasi yang ingin didapatkan dari petambak udang antara lain dampak sosial dan ekonomi yang dialami pembudidaya dari bencana banjir rob yang terjadi pada Desember tahun 2022 lalu. Selain itu juga ingin mengetahui permasalahan budidaya dan solusi yang dilakukan oleh petambak termasuk kualitas dan kuantitas air yang masuk ke petak tambak, benih udang windu  dan keberlanjutan usaha tambak.

sumber gambar: Mail/atina

Dalam pertemuan tersebut, Bohari salah seorang pembudidaya tambak menyampaikan permasalahan yang dihadapi di lapangan sehingga menyebabkan produksi udang windu turun bila dibanding produksi dari beberapa tahun sebelumnya. Selain faktor kualitas air dari saluran tambak juga faktor cuaca dan iklim yang sulit diprediksi."Air dari saluran masuk ke tambak biasanya menyebabkan udang mati setelah masuk air akibat muara saluran yang sering tertutup pasir," kata Bohari. Selain itu juga faktor kualitas dan kuantitas benih udang windu.    

Kendala muara yang sering tertutup dan pendangkalan saluran tambak kini secara bertahap mulai diatasi oleh pemerintah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline