Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menetapkan 130 kampung perikanan budidaya tahun 2022. Pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal di perairan tawar, payau, dan laut merupakan salah satu program terobosan KKP tahun 2021-2024.
Kepala Pusat pelatihan dan penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Kapuslatluh KP), Dr. Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, untuk mencapai keberhasilan program kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal maka penyuluh perikanan sebagai garda terdepan KKP di lapangan menjadi motor utama dukung keberhasilan program tersebut.
"Penyuluh perikanan dalam bekerja lebih awal harus memahami secara mendalam konsep kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. Ada 130 titik lokasi selain didampingi oleh penyuluh perikanan yang bertugas di wilayah tersebut juga akan di backup oleh koordinator penyuluh perikanan kabupaten," harap Lilly Aprilya Pregiwati, ketika menyampaikan sambutan pada kegiatan pembinaan kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan sesi ke-3, Kamis, 17 Pebruari 2022. Tema pertemuan virtual yang diikuti sekitar 1.000 orang peserta adalah Optimalisasi Pendampingan Penyuluh Periknan pada Program Kampung Perikanan Budidaya Berbasis Kearifan Lokal.
Direktur Pakan dan Obat Ikan, DJPB diwakili oleh Christian Maikel Eman, Sik, M.Sc menjelaskan, Kampung Perikanan Budidaya merupakan suatu kawasan yang berbasis komoditas unggulan dan/atau lokal. Kawasan itu disinergikan dengan berbagai potensi untuk mendorong berkembangnya usaha pembudidayaan ikan yang digerakkan oleh masyarakat.
Maikel menjelaskan, karakteristik kampung perikanan budidaya adalah memiliki komoditas unggulan atau komoditas lokal yang bernilai ekonomis tinggi, komoditas unggulan yamg dimaksud sudah menjadi kearifan lokal, masyarakat melakukan kegiatan pembudidayaan sebagai sumber penghasilan utama. Selain itu di wilayah tersebut terdapat kelembagaan kelompok pembudidaya ikan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi koorporasi. "Berdasarkan Karakteristik Kampung Perikanan Budidaya adalah Kawasan yang terintegrasi mulai dari pembudidayaan ikan, pengolahan, distribusi, sampai dengan pemasaran," tambah Maikel.
Kapuslatluh KP juga mengharapkan agar penyuluh pendamping program tidak hanya memahami secara konsep tetapi juga harus mengetahui parameter-parameter dari keberhasilan program kampung perikanan budidaya. "Pendampingan ini benar-benar harus terukur agar tujuan bisa tercapai," kata Lilly Aprilya Pregiwati.
Dijelaskan Maikel, Parameter dari keberhasilan program kampung perikanan budidaya dapat dilihat dari aspek lingkungan budidaya, sosial budaya, ekonomi, kegiatan usaha, koordinasi antar lembaga dan stake holder lainnya.
Diuraikan Maikel, aspek lingkungan budidaya, Terwujudnya Kampung Perikanan Budidaya dalam satu kawasan yang tertata dan terintegrasi, Tersedianya sarana dan prasarana pembudidaya yang memadai, Limbah budidaya ikan terkendali, Produktivitas perkomoditas meningkat.
Aspek sosial budaya akan terlihat perubahan meningkatnya kompetensi SDM karena adanya bimbingan teknis dari UPT dan penyuluh, Tersedianya akses terhadap data, informasi dan IPTEK, Meningkatnya peran wanita dan keluarga pembudidaya, Tersedianya perlindungan usaha untuk pembudidaya (asuransi). "Dari aspek ekonomi akan tercapai rata-rata pendapatan pembudidaya: Rp 5 juta/ orang/bulan," katanya.