Lihat ke Halaman Asli

abdulnaserparinduri

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Optimalisasi Kebijakan Kampung Siaga Bencana di Kampung Tambak Lorok

Diperbarui: 22 Desember 2024   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PENDAHULUAN

Dikenal sebagai kampung pesisir yang berbatasan langsung dengan laut Jawa, Kampung Tambak Lorok di Semarang seringkali dilanda bencana banjir dan rob yang tidak hanya sekali. Bencana tersebut disebabkan dari penurunan muka air tanah, penurunan permukaan tanah, dan kenaikan permukaan air laut. Kampung Siaga Bencana merupakan inisiatif yang penting dalam meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana alam. Ini merupakan hal yang penting bagi kawasan yang rawan bencana, keberadaan kampung siaga bencana menjadi sangat relevan. Oleh karena itu, optimalisasi kebijakan Kampung Siaga Bencana di wilayah ini menjadi langkah strategis untuk melindungi masyarakat dan meminimalisir dampak bencana.

Kampung Tambak Lorok, dengan karakteristik geografis dan sosial yang unik, menghadapi tantangan besar dalam hal mitigasi bencana. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan infrastruktur yang belum sepenuhnya memadai, risiko bencana semakin meningkat. Dalam konteks ini, kebijakan Kampung Siaga Bencana perlu dioptimalkan agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Hal ini mencakup peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, serta penguatan jaringan komunikasi dan informasi. Optimalisasi kebijakan ini tidak hanya melibatkan pemerintah daerah, tetapi juga partisipasi aktif dari masyarakat setempat. Kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai potensi bencana serta langkah-langkah mitigasi yang tepat sangat penting untuk menciptakan ketahanan yang berkelanjutan. Melalui pelatihan, simulasi, dan sosialisasi, masyarakat dapat lebih siap menghadapi situasi darurat. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci dalam upaya ini.

Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi juga dapat menjadi alat yang efektif dalam optimalisasi kebijakan Kampung Siaga Bencana. Dengan adanya aplikasi berbasis teknologi, informasi mengenai potensi bencana dan langkah-langkah evakuasi dapat disebarluaskan secara cepat dan akurat. Hal ini akan membantu masyarakat untuk mengambil tindakan yang tepat dalam situasi darurat. Dengan demikian, pengintegrasian teknologi dalam kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem peringatan dini. Melalui upaya optimalisasi kebijakan Kampung Siaga Bencana di Kampung Tambak Lorok Semarang, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi bencana. 

Dengan meningkatkan kapasitas dan ketahanan masyarakat, kita dapat mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam. Oleh karena itu, penting untuk terus melakukan evaluasi dan pengembangan terhadap kebijakan yang ada agar dapat menjawab tantangan yang semakin kompleks di masa depan.

Tinjauan umum

Perkampungan nelayan terbesar di Kota Semarang adalah Kampung Tambaklorok, yang terletak di garis pantai Laut Jawa. Kampung ini terletak di bagian utara kota, langsung berbatasan dengan Laut Jawa dan di pinggir Sungai Banger. Tambak Lorok sering kali menghadapi tantangan besar dalam hal mitigasi bencana dan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim.

Tambak Lorok memiliki karakteristik permukiman padat huni dengan kondisi sarana prasarana permukiman yang sudah tidak memadai. Kawasan ini dihadapkan dengan kondisi lingkungan yang menurun akibat banjir rob dan land subsidence. Kondisi kekumuhan semakin parah akibat genangan rob dan timbulan sampah serta sistem drainase yang buruk sehingga menurunkan kualitas lingkungan setempat. Dominasi karakteristik permukiman nelayan. sangat terasa di Tambak Lorok berdasarkan kondisi fisik yang dijumpai, seperti banyaknya perahu/ kapal nelayan yang bersandar, kegiatan ekonomi yang banyak didominasi usaha perikanan dan hasil laut, serta kehidupan sosial budayanya.

Program siaga bencana sebagai salah satu wilayah yang rawan bencana alam, khususnya banjir rob (rob), kawasan Tambak Lorok menjadi perhatian khusus dalam upaya mitigasi dan manajemen bencana. Berbekal pengalaman dari berbagai peristiwa yang sering terjadi masyarakat Tambak Lorok melakukan berbagai upaya untuk bertahan di tengah banjir pasang rob. Ketika banjir masih dirasa belum terlalu parah, masyarakat bertahan di kediamannya masing masing untuk menjaga berbagai barang berharga yang mereka miliki. Masyarakat bergotong royong untuk melakukan penyedotan air dan membersihkan saluran drainase agar air yang merendam wilayah mereka segera surut.

Berbagai elemen seperti BPBD, TNI - Polri, Tim SAR dan Relawan juga memiliki andil dalam melakukan proses mitigasi ketika banjir pasang air laut (rob) melanda wilayah Tambak Lorok. Banjir pasang air laut terparah terjadi pada bulan mei 2022 lalu. Upaya penangganan yang dilakukan oleh berbagai elemen seperti evakuasi, pembangunan dapur umum, dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir pasang air laut (rob) di wilayah Tambak Lorok.

Kebijakan lainnya adalah peraturan terkait penggunaan air tanah. Landasan hukum penggunaan air tanah yang ada di wilayah Kota Semarang telah tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031. Dalam Pasal 35 menjelaskan bahwa terdapat pembatasan pengambilan air tanah di berbagai wilayah tantangan yang dihadapi masyarakat dalam menghadapi bencana, serta efektivitas dari Program Siaga Bencana yang telah dilaksanakan dalam upaya meningkatkan ketahanan bencana di wilayah tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline