Berita berdarah yang menimpa jama’ah haji kembali penuhi wall media online. Setelah kejadian robohnya crane di area Masjidil Haram yang menyebabkan banyak korban berjatuhan. Kita berharap, berita berdarah ini tidak merobohkan tekad umat Islam untuk menyempurnakan rukun Islam yang ke lima ini (haji). Karena tekad menjadi kunci utama pelaksaan haji, maka kita harus tahu rahasia dibalik perintah haji ini.!
Kesejahteraan dan Keselamatan
Setelah Nabi Ibrahim dan Nabi Islam’il (putranya), selesai merampungkan bangunan Ka’bah yang disusun dari batu suci yang berasal dari Surga. Allah menobatkannya sebagai bangunan pertama yang memilki sumber energi berkah bagi kota Makkah dan penghuninya. Barang siapa yang memasukinya maka ia dijamin keselamatannya oleh Allah. (Ali-Imran : 96-97)
Jika begitu, kesejahteraan hidup para pengunjung kota ini telah dijamin, mulai dari kebutuhan konsumsi primer hingga kebutuhan sekunder mereka selama berada di dalamnya. Lihatlah betapa tenang dan damai suasana kota itu, dan betapa lengkapnya sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan umat Muslim di sana, meski sekitarnya di penuhi bebatuan.
Setelah jaminan ini ditetapkan oleh Allah. Maka Ibrahim menyerukan panggilannya kepada umat manusia agar meramaikannya dengan pelaksanaan haji, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya.
Banyak hal yang menimpa Nabi Ibrahim sebagai orang pertama yang menerima perintah haji, mulai dari perpisahannya dengan istri dan putranya di tengah gurun dan datangnya perintah penyembelihan putra kesayangannya.
Cermatilah kejadian itu, saat Ibrahim meninggalkan istri dan putranya di tengah gurun, putra kesayangannya itu mulai merasa kehausan, sehingga membuat ibunya berlari dari satu bukit ke bukit yang lain, bukit ini adalah bukit Shafa dan Marwah. Dengan izin Allah, setelah sang ibu mulai merasa putus asa dalam pencarian airnya, bekas goresan jari-jari kaki Isma’il (putra Ibrahim) mengeluarkan air yang sekarang dikenal dengan sebutan Zamzam.
Beberapa lama kemudian, Nabi Ibrahim dikejutkan dengan datangnya printah melewati mimpinya agar menyembeleh putra kesangannya itu. Betapa bingungnya dia, antara melaksanakan perintah dan rasa cinta kepada putra kesayangannya itu. Namun, dengan tekad yang kuat, Ibrahim mendahulukan ketaatannya untuk menyebeleh putranya. Akhirnya, saat pisaunya hendak memenggal leher Isma’il, Allah mengutus Jibril agar menggatikannya seekor Domba, sehingga yang disembeleh oleh Ibrahim adalah Domba, bukan putra tercintanya itu.
Jadi, dua kejadian ini perlu diperhatikan, bahwa jaminan Allah bagi penduduk ataupun pendatang di kota Makkah mendapatkan jaminan kesejahteraan dan keselamatan dari Allah. Dua kejadian ini, akhirnya dijadikan salah satu aktivitas rutin yang dilakukan para jamaah haji hingga saat ini, yaitu Sa’i dan kurban.
Cerita di atas, harus dijadikan teladan, bahwa para jama’ah haji yang datang ke Makkah harus sabar penuh tekad seperti kesabaran dan tekad Ibrahim sekeluarga. Kejadian yang sering menimpa para jama’ah haji di tanah suci, merupakan cobaan yang sebenarnya adalah ujian kesabaran dari Allah untuk mereka. Barang siapa yang bersabar maka jaminan Allah di akhirat akan mereka dapatkan kelak. Dan barang siapa yang tidak bisa menerimanya dengan rasa sabar, maka merekalah yang dikatakan oleh Al-Qur’an sebagai orang-orang yang merugih.
Sebagai penunjang jaminan itu, pengembangan sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan pelaksanaan haji, terus dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi. Agar pelaksanaan haji di setiap tahunnya dapat dilaksanakan dengan baik dan aman. Namun demikian, ujian demi ujian Allah turunkan kepada para jama’ah haji, seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Semakin besar ujiannya, harusnya semakin besar kesabarannya. Semakin besar kesabarannya, maka semakin banyak jaminan akhirat yang dijanjikan oleh Allah.