Lihat ke Halaman Asli

Abdul Munawar

Teacher, Motivator, Enterpreneur, Konten Kreator, Penulis

Secangkir Kopi, "Mengapa Syukur Lebih Penting daripada Harta Benda?"

Diperbarui: 31 Agustus 2024   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga Sederhana Bahagia

Menemukan Makna Hidup: Haruskah Dikejar atau Diterima?

Pepatah sunda bilang “Sing Bisa Ngamaknaan Hirup, Ulah Neangan Makna Hirup”?

Petuah orang tua sering kali sarat akan kebijaksanaan yang mendalam, dan salah satu yang cukup dikenal dalam masyarakat Sunda adalah “Sing bisa ngamaknaan hirup, ulah neangan makna hirup.” Apa sebenarnya makna dari ungkapan ini? Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam pencarian makna hidup. Pertanyaannya, apakah hidup ini harus selalu kita cari maknanya, ataukah cukup dengan menjalani dan mensyukurinya? 

Apakah Pencarian Makna Hidup Membuat Kita Lebih Bahagia?

Banyak orang merasa bahwa hidup mereka akan lebih bermakna jika mereka berhasil menemukan tujuan besar, atau mendapatkan apa yang mereka anggap bisa membawa kebahagiaan. Namun, apakah benar demikian? Sering kali, pencarian makna hidup yang terlalu berlebihan justru membuat kita kehilangan nikmat yang sudah ada. Dalam upaya mencari makna hidup, kita bisa saja melewatkan kebahagiaan yang sebenarnya sudah ada di depan mata yang sudah Allah hadirkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Bagaimana Syukur Membawa Kedamaian dalam Hidup?

Allah SWT mengingatkan kita dalam Al-Qur'an tentang pentingnya rasa syukur:

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

 "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)

Apakah kita sudah benar-benar bersyukur atas apa yang kita miliki? Dengan mensyukuri apa yang ada, kehidupan akan terasa lebih ringan dan damai. Sebaliknya, jika kita selalu merasa kurang dan terus mencari apa yang belum ada, kita akan merasa terbebani dan tidak pernah puas.

Pandangan Rasulullah SAW tentang Rasa Syukur dan Kepuasan: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Mengapa Kita Disarankan Melihat Orang yang Lebih Sulit Keadaannya?

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW memberikan panduan yang sederhana namun penuh hikmah tentang bagaimana kita seharusnya melihat kehidupan:

اُنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

 "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena hal itu lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian."  (HR. Muslim)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline