Perdebatan tentang siapa yang sebenarnya didukung oleh Presiden Jokowi untuk jadi presiden, Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto, hingga kini masih menjadi misteri.
Berbagai tampilan publik yang ditangkap media masih terus mewartakan kemesraan kedua bacapres dan terus menjadi objek penafsiran dalam medan diskursus politik akhir-akhir ini.
PDIP, sebagai partai yang melahirkan Jokowi dan Ganjar berkeyakinan bahwa Jokowi tidak mungkin mendukung bacapres selain dari partainya sendiri.
Sementara Gerindra beranggapan bahwa berbagai endorsement dan kemesraan antara Jokowi dan Prabowo tidak bisa diingkari sebagai simbol dukungan Presiden RI terhadap bacapres Prabowo. Sementara Jokowi sendiri tampak menikmati dengan sadar apa yang dilakukannya.
Di bagian lain, komunikasi tipis-tipis dengan king maker Koalisi Perubahan Surya Paloh realtif terjaga. Sementara, partai tengah yang tidak memiliki tiket sendiri di luar anggota Koalisi Perubahan seperti Golkar, PAN, PKB.
PPP tidak berhenti berkomunikasi dengan Presiden tentang ke mana hendak dilabuhkan dukungan politiknya. Suasana abu-abu ini setidaknya masih akan berlangsung hingga masa pendaftaran resmi di KPU, 19 Oktober 2023-25 November 2023.
Membaca Arah Jokowi
Sejak bergabungnya Prabowo di Kabinet Indonesia Maju, telah terjadi pergeseran politik yang signifikan. Fakta politik itu menguntungkan bagi keduanya yang di kemudian hari berdampak pada aspek elektoral.
Pada Presiden Jokowi, tergambar adanya peningkatan approval rating hingga menembus angka 78,5 persen (versi Indikator Politik). Selian atas berbagai kebijakan yang pro rakyat, bersatunya kekuatan Prabowo dan Jokowi adalah kekuatan politik yang dapat menstabilkan dukungan rakyat.
Sementara dalam berbagai survei ditemukan bahwa berbagai endorswment Jokowi terhadap Prabowo dapat menggiring "suara pendukung Jokowi" bermigrasi kepada Prabowo Subianto.