Lihat ke Halaman Asli

ABDUL MUIZ

Guru Matematika MAN Bangkalan

Rayakan Harlah ke-102 NU, PCNU Bangkalan gelar Pembacaan Rotib Syaikhona Cholil

Diperbarui: 22 Januari 2025   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Panitia Harlah ke-102 NU PCNU Bangkalan 

Bangkalan, 22 Januari 2025 -- Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-102, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan mengadakan kegiatan khusus berupa Pembacaan Rotib Syaikhona Cholil. Acara ini dilaksanakan di Maqbarah Syaikhona Cholil, Martajasah, Bangkalan, tepat pada Rabu malam (22/01), dimulai pukul 21.00 WIB. Keberkahan dan suasana khusyuk begitu terasa ketika jamaah secara serentak melantunkan Rotib tersebut sebagai bentuk penghormatan sekaligus manifestasi kecintaan pada Syaikhona Cholil, sosok ulama besar yang menjadi salah satu inisiator berdirinya Nahdlatul Ulama.

Sejak sebelum pukul 21.00, para jamaah mulai berdatangan ke kompleks maqbarah untuk mempersiapkan diri mengikuti rangkaian pembacaan Rotib. Mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai dari perorangan hingga para utusan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), lembaga, dan Badan Otonom (Banom) di bawah naungan PCNU Bangkalan. Meskipun beragam latar belakang, semuanya tampak bersatu dalam kekhidmatan. Tertib duduk melingkar, mereka menunggu komando pembacaan Rotib dengan penuh antusias. Kehadiran para kiai dan pengurus PCNU turut menambah nuansa religius yang begitu kental di lokasi tersebut.

Tepat pukul 21.00, pembacaan Rotib pun dimulai. Suara lantunan zikir terdengar meresap, bersahutan dengan doa yang dipanjatkan oleh para hadirin. Rotib Syaikhona Cholil, yang sejak lama menjadi salah satu amalan khas di kalangan warga Nahdliyin, dibacakan dengan tartil dan penuh penghayatan. Setiap bait dari Rotib ini memiliki makna yang dalam, mewarisi jejak spirit perjuangan Syaikhona Cholil dalam membimbing umat menuju kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT. Tidak sedikit jamaah yang terlihat meneteskan air mata haru, merasa kehadiran spiritual ulama besar tersebut seakan menyertai mereka di malam sakral itu.

Usai pembacaan Rotib, Ketua PCNU Bangkalan, KH. Muhammad Makki Nasir, M.Pd.I, menyampaikan sambutan singkat namun sarat makna. Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh hadirin yang meluangkan waktu untuk menghadiri acara ini. Menurut beliau, kehadiran banyak elemen masyarakat menunjukkan betapa kuatnya rasa cinta dan hormat terhadap sosok Syaikhona Cholil yang telah menjadi salah satu fondasi berdirinya NU. "Terima kasih atas partisipasi semua pihak, baik yang datang sebagai perorangan maupun sebagai utusan MWCNU, lembaga, maupun Banom di bawah PCNU Bangkalan," ujarnya di awal sambutan.

Lebih lanjut, KH. Muhammad Makki Nasir menjelaskan bahwa Pembacaan Rotib Syaikhona Cholil di malam Harlah ke-102 ini bukan semata seremoni, melainkan upaya menghidupkan kembali ruh perjuangan pendiri dan inisiator NU. Ia menegaskan bahwa keberkahan dari amalan Rotib diyakini mampu menjaga kesinambungan spritual antara para kiai terdahulu dan generasi penerusnya. "Semoga dengan kegiatan Pembacaan Rotib ini, hati kita senantiasa tersambung dengan perjuangan Syaikhona Cholil," tuturnya. Harapannya, semangat tersebut mampu menjadi bekal bagi warga Nahdliyin dalam menghadapi tantangan zaman dan terus membangun harmoni kehidupan sosial-keagamaan.

Suasana syahdu kian terasa ketika para jamaah menyimak penuturan KH. Makki Nasir. Banyak di antara mereka mengamini harapan beliau agar peringatan Harlah NU ini semakin meneguhkan komitmen bersama untuk mempertahankan nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah. Bagi mereka, Syaikhona Cholil bukan hanya simbol, tetapi juga inspirasi nyata dalam melestarikan tradisi keislaman yang ramah, toleran, dan berakar kuat pada ajaran Rasulullah SAW.

Selepas sambutan, acara kembali dilanjutkan dengan melantunkan doa penutup. Suara doa tersebut menggema di area maqbarah, seolah menjadi peneguh tekad seluruh jamaah untuk terus menjaga warisan spiritual yang ditinggalkan Syaikhona Cholil. Tidak sedikit pula yang menyempatkan diri untuk berziarah di makam ulama besar tersebut usai acara, memohon syafaat dan keberkahan.

Keseluruhan rangkaian acara Pembacaan Rotib Syaikhona Cholil pada malam itu menjadi momen istimewa bagi warga Nahdliyin di Bangkalan. Selain memperingati Harlah ke-102 NU, kegiatan ini juga memupuk kesadaran betapa pentingnya menjaga tali batin dengan para pendiri dan pilar utama NU. Lewat Rotib yang disusun oleh Syaikhona Cholil, masyarakat diingatkan tentang kekuatan doa, kebersamaan, dan rasa hormat kepada perjuangan ulama terdahulu. Dengan demikian, di tengah perubahan dan tantangan yang semakin kompleks, kesatuan hati dan keyakinan pada Allah SWT tetap terjaga sebagai benteng iman dan pemersatu umat.

Pada akhirnya, kegiatan Pembacaan Rotib Syaikhona Cholil tersebut berakhir menjelang tengah malam dengan suasana haru dan penuh rasa syukur. PCNU Bangkalan berharap, semangat yang hadir di tengah-tengah jamaah malam itu tidak cepat surut, melainkan terus berlanjut ke dalam kehidupan sehari-hari. Harapan itu juga selaras dengan cita-cita Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang setia melestarikan tradisi keagamaan dan berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Dengan memaknai Pembacaan Rotib sebagai sarana penghubung spiritual pada ulama pendahulu, diharapkan generasi NU kini dan mendatang akan semakin kuat dalam menjaga amanah keislaman yang rahmatan lil'alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline