Lihat ke Halaman Asli

ABDUL MUIZ

Guru Matematika MAN Bangkalan

Hari Pertama PMKNU PCNU Madura Raya, berhasil di laksanakan di STAI Syaichona Moch. Cholil Bangkalan

Diperbarui: 9 Januari 2025   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Panitia PMKNU MADURA RAYA

Bangkalan, 8 Januari 2025 – Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) secara resmi dibuka pada hari ini di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syaichona Moch. Cholil Bangkalan. Kegiatan yang direncanakan berlangsung selama beberapa hari ini merupakan upaya strategis untuk mencetak kader-kader NU yang memiliki wawasan keislaman mendalam, kemampuan manajerial mumpuni, serta visi dan misi yang selaras dengan tujuan besar Nahdlatul Ulama.

Pada hari pertama, rangkaian acara difokuskan pada pemaparan materi-materi fundamental yang nantinya akan menjadi landasan pengetahuan bagi para peserta. Sesi awal dibuka dengan materi “Pengantar Umum, Kontrak Belajar, dan Pre-Test” yang disampaikan oleh Dr. KH. Muhammad Faesal, M.H., M.Pd., sekaligus bertindak sebagai narasumber dan instruktur. Beliau menjelaskan bahwa materi ini dimaksudkan agar peserta memahami betul konsep dasar PMKNU, apa saja komitmen belajar yang harus dipenuhi, serta pengukuran awal pemahaman melalui pre-test. Menurutnya, metode ini efektif untuk melihat sejauh mana wawasan peserta sebelum memasuki materi-materi yang lebih mendalam.

Dalam sesi ini, KH. Faesal juga menekankan bahwa kontrak belajar bukan semata berupa kesepakatan administratif, melainkan kesepahaman antara penyelenggara dan peserta untuk bersama-sama membangun suasana belajar yang aktif dan produktif. Ia berharap melalui kesepakatan bersama, peserta dapat memaksimalkan proses pembelajaran, bertukar pengetahuan, serta saling mengingatkan satu sama lain untuk menjaga semangat dan kedisiplinan.

Memasuki sesi kedua, materi bertajuk “Arah dan Cita-cita Nahdlatul Ulama” diberikan oleh KH. Amin Said Husni dengan instruktur Dr. KH. Muhammad Faesal, M.H., M.Pd.. Dalam pemaparannya, KH. Amin menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama bukan sekadar organisasi sosial-keagamaan, melainkan juga gerakan yang memiliki khittah, visi keumatan, dan pijakan historis yang sangat kuat. Beliau menyoroti pentingnya kader NU memahami cita-cita besar para pendiri, yaitu menegakkan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang rahmatan lil alamin, serta selalu mengedepankan spirit kebangsaan dan kebhinekaan.

Menurutnya, pemahaman mendalam terhadap arah gerakan dan tujuan NU akan memudahkan para kader dalam merancang program-program strategis di level pengurus ranting, Majelis Wakil Cabang (MWC), hingga Pengurus Cabang (PC). Ia juga mengajak peserta untuk menjadikan PMKNU sebagai momentum berkhidmah, bukan sekadar forum formalitas. Dengan begitu, gerakan NU akan semakin dinamis dan berdampak positif dalam kehidupan masyarakat.

Pada sesi ketiga, materi tentang “Pemetaan Wilayah” disampaikan oleh KH. Nur Hidayat, M.A., didampingi oleh instruktur Dr. H. Heri Kuswara, M.Kom.. Materi ini menitikberatkan pada pentingnya pemetaan potensi daerah, termasuk kondisi sosial, budaya, dan ekonomi. KH. Nur Hidayat menekankan bahwa setiap wilayah memiliki karakteristik dan tantangan berbeda, sehingga pendekatan gerakan NU di tiap wilayah pun harus kontekstual dan spesifik.

Para peserta diajak untuk melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) sehingga mampu merumuskan program yang aplikatif dan tepat sasaran. Dengan memanfaatkan data dan informasi terkait potensi lokal, kader NU diharapkan sanggup menjalankan berbagai inisiatif yang relevan bagi peningkatan kesejahteraan umat dan kemajuan masyarakat luas.

Secara keseluruhan, hari pertama PMKNU ini ditutup dengan catatan positif. Para peserta menyatakan rasa optimisme bahwa forum ini dapat memperluas cakrawala pemikiran, sekaligus mengasah kemampuan praktis dalam memimpin organisasi berbasis keagamaan. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi ajang penguatan sinergi antar-kader, sehingga lahir konsolidasi yang kokoh untuk menghadapi tantangan global di masa mendatang.

Dengan materi dan suasana diskusi yang interaktif, PMKNU hari pertama telah membuka jalan bagi peserta untuk lebih mendalami peran dan tanggung jawabnya sebagai calon pemimpin di Nahdlatul Ulama. Rangkaian sesi berikutnya akan diisi dengan materi-materi lanjutan yang tak kalah penting, meliputi strategi pengembangan organisasi, penguatan ideologi, serta teknik kepemimpinan yang relevan di era modern.

Melalui Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama yang berlangsung di STAI Syaichona Moch. Cholil Bangkalan ini, besar harapan agar lahir generasi penerus yang mampu membawa misi keislaman rahmatan lil alamin, tetap berpegang teguh pada tradisi dan nilai-nilai ke-NU-an, namun tak lupa berinovasi demi merespons tantangan zaman. Wallahu a‘lam bish-shawab.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline